Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Harga Sapi Naik Gila-gilaan, Kalau Rendah Malah Curiga

Rumah Potong Hewan (RPH) Semarang kembali meningkatkan kewaspadaan dalam persiapan menyambut Hari Raya Iduladha, yakni terkait dengan penyebaran wabah

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
Rezanda Akbar D
Sapi di Peternakan Bulusari, Sayung, Demak. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rumah Potong Hewan (RPH) Semarang kembali meningkatkan kewaspadaan dalam persiapan menyambut Hari Raya Iduladha, yakni terkait dengan penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, utamanya sapi.

"Untuk covid-19 tahun ini sudah ada pelonggaran dari pemerintah, sehingga tidak lagi pakai antigen. Cuma tetap jaga prokes dengan pakai masker dan pembatasan pengunjung. Sekarang ini lagi banter isu PMK, jadi RPH harus men-screening sapi-sapi yang masuk," kata Kepala Unit RPH dan BHP Kota Semarang, Ika Nurawati, saat dihubungi Tribun Jateng.com, Senin (30/5/2022).

Terkait dengan persiapan RPH Semarang dalam layanan jasa pemotongan hewan kurban sekaligus penyediaan hewan kurban menjelang hari Raya Iduladha 2022, menurut dia, disesuaikan dengan Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor 03/SE/PK.30OM5/2022 tanggal 18 Mei 2022.

Surat edaran itu mengatur tentang Pelaksanaan Kurban dan Pemotongan Hewan dalam Situasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku.

Dalam hal ini, RPH Semarang akan melakukan sejumlah antisipasi terkait dengan risiko kegiatan kurban, mulai dari tempat penjualan hewan hingga tempat pemotongan hewan.

"Sapi-sapi yang masuk ini harus jelas asal-usulnya, kemudian kami cek kesehatannya. Intinya, kami berangkat dari surat edaran Kementan tentang kurban, pelaksanaan, dan kewaspadaan terhadap PMK. Sehingga untuk kurban nantinya, segala kemungkinan berkaitan PMK harus siap," terangnya.

Dalam proses screening yang dilakukan RPH Semarang, Ika menuturkan, dimulai dari administrasi hingga pengecekan ulang hewan kurban. Sementara untuk mencegah kemungkinan penularan virus pada hewan ternak itu, untuk sementara pihaknya memilih pasokan hewan kurban dari daerah yang dirasa masih aman dari wabah.

"Sapi yang masuk itu harus ada suratnya dan dari daerahnya, daerah wabah atau tidak. Ya prinsipnya seperti covid dulu, kami lihat berdasarkan zona. Kami pilih pasokan sapi dari daerah-daerah yang aman," ungkapnya.

Ika menyebut, daerah-daerah pemasok tersebut saat ini masih cukup dalam wilayah Jateng.

"Daerah di Jateng ada beberapa yang kasusnya agak berat, kami tidak ambil dari sana. Sekarang kami ambil yang dekat-dekat saja seperti Demak, Kudus, dan Pati. Paling jauh Magelang dan Wonosobo," terangnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ika menyatakan, selain jasa pemotongan, RPH Semarang juga akan menyediakan hewan kurban untuk konsumen yang ingin memotong hewan kurban tapi belum punya hewan untuk kurban.

Namun, dia menambahkan, waktu penyediaan dan jumlah pasokan saat ini belum bisa dipastikan, termasuk harga hewan kurban yang dijual. Paling tidak, hewan kurban akan tersedia 2 minggu sebelum Hari Raya Iduladha. 

"Kalau melihat data tahun kemarin itu kurban sekitar 3.000 ekor di Semarang. Artinya, animo masyarakat untuk kurban tahun ini tinggi. Cuma karena isu PMK, kemarin juga koordinasi dengan dinas terkait ini akan seperti apa masih ditata lagi. Nanti kami ikuti regulasinya. Siapnya H-2 minggu, itu paling lambat," terangnya.

Melonjak

Meski belum memastikan harga hewan kurban, Ika menyatakan, diperkirakan akan mengalami lonjakan cukup signifikan. Untuk saat ini saja, ia menyebut, kenaikan setiap ekor sapi berada pada kisaran Rp 1 juta dari tahun lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved