Berita Pati
Jembatan Juwana Pati Bisa Dibongkar Awal Juni, Bupati Haryanto: Asal Jalur Alternatif Sudah Siap
Proyek penggantian atau penduplikasian Jembatan CH se-Jawa diperkirakan rampung dalam waktu paling lama dua tahun.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Bupati Pati Haryanto beserta Wakil Bupati Saiful Arifin memeriksa kondisi Jembatan Juwana sebelum dibongkar, Selasa (31/5/2022).
Peninjauan kali ini juga diikuti sejumlah pihak terkait.
Seperti pejabat dari Direktorat Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Satlantas Polres Pati, Dishub, perwakilan PT Bukaka Teknik Utama selaku kontraktor rekanan, dan Kepala Desa yang wilayahnya terdampak proyek.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Bantul, Pemuda Asal Pati Tewas saat Mengajari Ayah Menyetir Mobil
Baca juga: Misteri 3 Mobil Koperasi Pati Terbakar Lewat Tengah Malam
Baca juga: 208 Pejabat Administrator Pemkab Pati Beralih Jadi Fungsional, Ini Kata Bupati Haryanto
Baca juga: Bupati Haryanto Ingatkan Jemaah Calon Haji Pati Jaga Kesehatan dan Tingkatkan Kesabaran
Untuk diketahui, pembongkaran Jembatan Juwana Pati merupakan bagian dari proyek penggantian dan atau penduplikasian 37 jembatan Callender Hamilton se-Pulau Jawa oleh Kementerian PUPR.
Menurut Bupati Pati Haryanto, pembongkaran jembatan kemungkinan besar sudah bisa dilaksanakan awal Juni 2022.
“Insyaa Allah awal Juni ini bisa."
"Tapi tergantung rekanan, kalau dalam kurun sepekan bisa selesaikan penyiapan jalur alternatif, pembongkaran bisa dilaksanakan, tidak ada masalah."
"Lagipula kami bisa lihat jalur alternatif ini, jembatan yang selatan, sudah bisa dilewati dua arah,” kata Haryanto kepada Tribunjateng.com, Selasa (31/5/2022).
Untuk diketahui, jembatan yang juga disebut Jembatan Lama Juwana ini berada di selatan jembatan yang akan dibongkar.
Sebelumnya, ini merupakan jalan satu arah untuk kendaraan dari arah timur ke barat.
Selama proyek pembongkaran dan pembangunan ulang Jembatan Juwana, jalur ini akan dimanfaatkan untuk kendaraan dari dua arah.
Penyiapan jalur alternatif dirasa penting.
Sebab jembatan yang akan dibongkar merupakan bagian dari jalur sibuk Pantura.
“Mengenai jalur alternatif ini sudah kami rapatkan empat kali."
"Fixnya (pengerjaan proyek) adalah setelah jalur-jalur alternatif sudah ada dan disosialisasikan kepada masyarakat."
"Selama ini sudah dibuatkan jalur yang sekiranya tidak menimbulkan macet,” kata dia.
Menurut Haryanto, selama jalan dari arah Desa Bumirejo (Jalan Silugonggo, utara Tugu Bandeng Juwana) ditutup dan disiapkan jalur alternatif, tidak akan ada persoalan berarti.
“Jadi nanti dipasang beberapa barrier beton yang dari arah Bumirejo itu, dengan harapan tidak dipindahkan warga."
"Jadi kalau jalan dari Bumirejo itu ditutup, tidak ada masalah."
"Kalau ada kelambatan (arus lalu lintas) itu pasti."
"Tapi paling tidak bisa mengurai dari jalur yang berpotensi menjadi titik kemacetan,” tandas Haryanto.
Sementara, Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR, Yudha Handita Pandjiriawan mengatakan, pihaknya sengaja melakukan orientasi lapangan sebagai persiapan sebelum pembongkaran.
Ia menegaskan, kondisi Jembatan CH Juwana memang sudah kurang layak.
Selain karena memang usianya sudah tua, kebakaran yang terjadi di permukiman liar di kolong jembatan pada Minggu (22/5/2022) lalu turut memperparah kondisi.
“Yang jelas jembatan yang terbakar itu sudah tidak layak dilewati, khususnya kendaraan berat."
"Sementara ini hanya dipakai kendaraan kecil dan sepeda motor."
"Nanti akan segera dibongkar, bagian dari program pemerintah,” jelas dia kepada Tribunjateng.com, Selasa (31/5/2022).
Yudha menuturkan, proyek penggantian atau penduplikasian Jembatan CH se-Jawa diperkirakan rampung dalam waktu paling lama dua tahun.
Namun dia berharap bisa selesai dalam waktu 1 sampai 1,5 tahun.
“Yang terpenting ini mempersiapkan jangan sampai saat dibongkar nanti macet parah."
"Walau bagaimanapun pasti tetap macet, tapi jangan sampai parah."
"Terlebih kalau ada kendaraan lewat jalur yang bukan peruntukannya,” kata dia.
Yudha berharap, saat pengerjaan jembatan nanti, masyarakat mengikuti jalur alternatif yang disiapkan pemerintah.
Bukannya memilih jalur sendiri yang kapasitas jalannya tidak sesuai.
“Kalau jalan didesain untuk kendaraan kecil, dilewati truk atau bus, tentu bisa jebol."
"Kami yakinkan supaya kendaraan tidak lewat jalan alternatif yang tidak terarah, karena cost (biaya) jadi lebih mahal untuk perbaiki yang rusak."
"Jangan lewat jalan alternatif milik sendiri, ikuti saja."
"Kami terus evaluasi, nanti yang kurang bagus mana kami evaluasi agar tidak mengganggu lingkungan dan masyarakat,” tutur dia.
Terkait kemungkinan pembangunan jembatan darurat untuk akses transportasi sementara, Yudha mengatakan masih mempertimbangkannya.
Menurutnya, perlu dipastikan dahulu keoptimalannya.
Jika jembatan darurat tidak terlalu efektif dan optimal untuk mengurai kemacetan, pembangunannya hanya akan membuang waktu, tenaga, dan biaya.
Lagipula, lanjut Yudha, Jembatan Lama Juwana yang berada di selatan jembatan yang akan dibongkar sudah cukup memadai untuk jalur alternatif.
Trotoar di tepi jembatan ini juga telah dipapras untuk melebarkan jalan.
Tujuannya supaya aliran kendaraan di jalur ini lebih lancar. (*)
Baca juga: 35 Pelaku UMKM Kudus Dapat Pelatihan Legalitas Usaha, Ini Tujuannya
Baca juga: Bupati Fadia Lantik 34 Pejabat Fungsional Pemkab Pekalongan, Ini Pesannya
Baca juga: Ganjar Sebut Vaksin PMK Ternak Sedang Diproduksi, Perbolehkan Tutup Pasar Hewan Saat Muncul Gejala
Baca juga: Head to Head Timnas Indonesia Vs Bangladesh FIFA Match Day, Garuda Wajib Waspada
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/update-jembatan-juwana-pati.jpg)