Berita Semarang
Kerugian Akibat Rob di Semarang, Hendi Beberkan 13 Ribu Pekerja dan 18 Perusahaan Terdampak
Banjir rob yang melanda Kota Senarang beberapa hari yang lalu mendatangkan kerugian besar pada sektor ekonomi.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir rob yang melanda Kota Senarang beberapa hari yang lalu mendatangkan kerugian besar pada sektor ekonomi.
Hal ini mengingat perindustrian di Pelabuhan Tanjung Emas terendam akibat tanggul jebol di kawasan Lamicitra.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, belum mendapat laporan kerugian pada sektor ekonomi usai rob melanda kawasan Tanjung Emas.
Namun demikian, dia memperkirakan jumlah kerugian sangat besar karena ada 18 perusahaan yang ada di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas.
Sebagian besar merupakan perusahaan berorientasi ekspor.
Sedangkan, pegawai yang terdampak sekitar 13 ribu orang. Selama tiga hari, mereka tidak bekerja akibat banjir rob menerjang kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas.
"Praktis ekspor yang mereka kirim terhenti. Itu kalau dihitung saya kira jumlahnya sangat besar, berapa saya belum mendapat laporan itu," jelas Hendi, sapaannya, Selasa (31/5/2022).
Tak hanya kerugian perindustrian, tingkat kunjungan ke Kota Semarang juga berkurang. Dia menyebut ada yang membatalkan kunjungan ke Semarang karena banjir rob ini.
Diakuinya, bencana rob yang terjadi kemarin memang heboh. Hal ini disebabkan karena tanggul di kawasan pelabuhan jebol.
Kemudian, air laut masuk dan merendam perusahaan di kawasan tersebut sehingga para pekerja pun harus pulang
"Semua melakukan posting di media sosial. Yang terjadi (dikira) Kota Semarang terendam banjir.
Ada yang menbatalkan kunjungan ke Semarang, ada yang mencoba bersimpati empati memberikan bantuan karena katanya infonya Kota Semarang terendam banjir," paparnya.
Pihaknya pun meluruskan bahwa banjir rob ini tidak menerjang seluruh Kota Semarang melainkan di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas.
Saat ini, rob di ibu kota Jawa Tengah sudah surut. Perbaikan sementara sudah dilakukan dengan bergerak bersama antara Pemerintah Kota Semarang, BBWS, TNI, Polri, dan stakeholder lainnya.
"Ini harus dipahami supaya ada berita yang menetralisir supaya tidak sampai heboh.