Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ekonomi Bisnis

Menyoal Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah Jawa Tengah Selatan, Abdul Kholik: Ini Aset Besar

Pelabuhan Tanjung Intan di Cilacap yang sudah menjadi pelabuhan ekspor rempah sejak 1800 juga menjadi infrastruktur yang ada di Jasela.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/IMAH MASITOH
FGD pengembangan perekonomian kawasan Jawa Tengah Selatan, bertempat di Lantai 5 Gedung Ballroom Integrated Academic Building Unsoed Purwokerto, Kamis (2/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Pemikiran pengembangan perekonomian Jawa Tengah Selatan (Jasela) terus dibahas terkait gagasan pemekaran provinsi baru.

Focus Group Discussion yang digelar DPD RI, Bank Indonesia (BI), dan Unsoed Purwokerto pada Kamis (2/6/2022) ini membahas mengenai pengembangan perekonomian kawasan Jawa Tengah selatan. 

Berbicara mengenai potensi yang dapat dikembangkan dari Jasela ini, Ketua DPD RI, Abdul Kholik menyampaikan penggabungan antara Kedu dan Banyumas yang memiliki aset besar.

Seperti Candi Borobudur, Dieng, Baturraden, dan Pantai Selatan Jawa menjadi hal yang menarik.

Baca juga: Ingin Cari Kenalannya di Facebook, Siswi SMP Ngawi Kabur dari Rumah, Ditemukan di Purwokerto

Baca juga: IT Telkom Purwokerto Mengajar “Mengenal Bahasa Pemrograman Python untuk Pemula”

Baca juga: Sopir Truk Ditemukan Meninggal Dalam Mobil di Purwokerto, Diduga Karena Serangan Jantung

Baca juga: Mahasiswi IT Telkom Purwokerto Lolos Global Undergraduate Exchange Program Grantees

Tidak hanya itu, lahan basah atau pertanian yang dimiliki juga menjadi hal yang besar dan perlu dikembangkan di Jasela nantinya.

Namun perlu diketahui, pertanian di negara ini dapat dikatakan belum berkembang seperti halnya negara-negara lain.

“Pertanian di sini masih dalam musiman belum ada rekayasa teknologi ataupun rekayasa iklim yang dapat produksi sepanjang tahun."

"Di sini punya tenaga pertanian yang banyak dan harus bisa seperti negara lain,” ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (2/6/2022).

Selain itu dari segi infrastruktur, dengan adanya Bandara Yogyakarta Internasional Airports (YIA) dinilai sudah cukup menjadi salah satu fasilitas di Jasela nanti.  

“Sudah cukup fleksibel kalau menggunakan Bandara YIA."

"Karena investasi bandara itu besar sekali, membangun bandara besar sangat berat,” ucapnya.

Nantinya Jasela tidak perlu banyak infrastruktur, namun tetap dapat berkembang dan kolaborasi tetap berjalan.

Pelabuhan Tanjung Intan di Cilacap yang sudah menjadi pelabuhan ekspor rempah sejak 1800 juga menjadi infrastruktur yang ada di Jasela.

“Pelabuhan untuk ekspor rempah termasuk minyak dari kawasan Pulau Jawa."

"Ini juga dapat dikembangkan lagi karena termasuk pelabuhan alam,” ujarnya. 

Jadi keduanya, Bandara AYI dan Pelabuhan Tanjung Intan dinilai sudah cukup menjadi infrastruktur di Jasela.

Mengintegrasikan destinasi dan potensi wisata di Kawasan Jasela juga menjadi hal yang perlu dikembangkan pada tiap-tiap daerah nantinya.

Menurut Agus Rochiyardi selaku perwakilan Badan Otorita Borobudur, wisatawan yang berkunjung ke Indonesia masih dalam relatif kecil.

Dia menyampaikan wisatawan dunia pada 2019 mencapai 1,5 miliar, sementara wisatawan yang datang ke Indonesia tepatnya sebelum Covid-19 sebanyak 16,5 juta.

“Artinya baru menikmati 1,5 persen dan ini relatif masih kecil sekali,” imbuhnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (2/6/2022).

Daerah Jasela ada beberapa sektor pariwisata yang dapat dikembangkan seperti Candi Borobudur, Dieng, Karang Sambung, dan Karang Bolong.

“Kami cari DNA wisata-wisata setiap kota atau daerah untuk bisa dikembangkan."

"Namun tidak berbicara soal pariwisata saja, sektor lain juga turut dikembangkan,” ungkapnya.

Pengembangan UMKM di Jasela juga turut menjadi hal yang perlu dilakukan.

Menurut Rony Hartawan selaku Kepala Perwakilan BI Purwokerto, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan UMKM ini nantinya di Jasela.

Salah satunya dengan integrasi yakni dengan mengawinkan berbagai macam sektor dalam satu produk serta pengembangan pemberdayaan masyarakat.

“Contohnya ada desa wisata dikawinkan dengan ekonomi, yakni dengan bank sampah dan dikalikan dengan digitalisasi,” terangnya.

Pada intinya untuk menjadi poros ekonomi Jasela ini harus terkoneksi dan terintegrasi dari potensi, support sistem yang ada menjadi satu kesatuan. 

FGD pembahasan Jasela ini akan terus berlanjut untuk membahas hal-hal lainnya yang lebih detail lagi untuk pengembangan yang lebih matang lagi. (*)

Baca juga: Sidak Orang Asing di Kabupaten Pekalongan, Nasir Khan Warga Pakistan: Dokumen Saya Lengkap

Baca juga: Saiful Arifin Akuisisi Klub Sepak Bola Asal Magetan, Diubah Nama Jadi Safin Pati FC, Ini Alasannya

Baca juga: 260 Petugas Dikerahkan Lakukan Sensus Penduduk Lanjutan di Blora, Target Rampung Akhir Bulan Ini

Baca juga: Delegasi Swiss Pantau Program S4C di Polifurneka Kendal, Ini Kata Mereka

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved