Berita Kesehatan
Manfaat Daun Randu sebagai Antibakteri Obat Batuk hingga Hepatoprotektor
Randu (Ceiba pentandra) merupakan pohon besar yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
TRIBUNJATENG.COM - Randu (Ceiba pentandra) merupakan pohon besar yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Keluarga Malvaceae ini umum digunakan masyarakat untuk isian kasur, bantal dan guling.
Dewasa ini pohon Randu banyak di tebang oleh masyarakat dan dimanfaatkan untuk pengecoran bangunan karena harganya yang murah dan mempunyai masa yang ringan.
Selain manfaat tersebut penebangan juga dilakukan karena mulai menurunnya permintaan kasur yang berisi Kapuk Randu dan mulai digantikan oleh kasur busa.
Deskripsi
Pohon Randu merupakan tanaman berbatang besar dan tinggi. Memiliki diameter batang hingga 3 meter serta ketinggian dari 7 hingga 30 meter, di pohon mudanya terdapat duri yang berbentuk mengerucut tetapi duri tersebut akan menghilang seiring bertambahnya usia.
Daun Randu memiliki daun yang kecil dengan pertulangan menjari yang tumbuh pada tangkai pohon.
Pohon Randu menggugurkan daunnya secara periodik tetapi tidak seperti Jati dan Mahoni yang menggugurkan seluruh daunnya.
Pengguguran daun Randu cenderung bervariasi terkadang keseluruhan terkadang hanya sebagian saja.
Bunga pohon Randu berwarna putih serta tumbuh bergerombol pada tangkai pohon, buahnya berwarna hijau dan berbentuk lonjong saat muda kemudian melancip saat mulai tua.
Habitat
Tumbuhan Kapok tumbuh optimal pada ketinggian pada bawah 500 m dengan temperatur malam hari pada bawah 17°C.
Menyukai curah hujan yg melimpah selama periode vegetatatif & lebih kering pada periode berbunga & berbuah.
Curah hujan optimal lebih kurang 1500 mm/tahun dengan periode kemarau 4 bulan, atau curah hujan 100 mm/bulan, & pada periode ini, totsl curah hujan 150-300 mm.
Untuk hasil yang lebih optimal Kapok membutuhkan tanah yang permeable (di Indonesia lempung vulkanik).
Gampang rusak karena hembusan angin yang kuat.
Di Indonesia, daerah datar pada sepanjang sisi jalan dan sungai dapat menjadi tempat yang baik untuk penanaman pohon ini.
Di Jawa dan Sulawesi pohon Kapok sering ditemukan ditanam pada lereng pegunungan.
Kandungan Fitokimia
Menurut Asare dan oseni (2012) Di dalam daun Randu terkandung gula pereduksi, Saponin, Poliuronoid, Polifenol, Tanin, Plobatanin.
Friday dkk (2011) juga mengungkapkan daun Randu muda mengandung Fenol, Alkaloid, Flavonoid, Tanin, Saponin, Phytate, Oxalate, Trypsin Inhibitor, dan Hemagglutinin. Sedangkan menurut Nguyen-Hai Nam (2001) Ekstrak metanol daun Randu memiliki aktivitas angiogenesis yang tinggi, (Asare dan Oseni, 2012).
Manfaat
Ternyata selain dimanfaatkan buahnya untuk membuat kasur, bantal dan guling, pohon Randu juga memiliki segudang manfaat lain di dalamnya.
Menurut Pratiwi (2014) kebiasaan di berbagai daerah daun Randu digunakan untuk beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan inflamasi.
Menurut Aloke dkk (2011) Efek hypoglycaemic dan hypolipidaemic yang dimiliki oleh daun Randu dapat menjadi acuan bahwa daun dari tanaman Ceiba pentandra berperan penting untuk pengobatan penyakit diabetes dan komplikasinya seperti penyakit jantung coroner.
Menurut Elumalai dkk (2012) Daun muda pohon Randu dapat dicampur dengan minyak kelapa sawit untuk mengobati gangguan hati.
Pada bidang veteriner, ramuan daunnya digunakan untuk mengobati trypanosomiasis. Selain daun, bunga Randu juga mengandung nektar dan pollen yang diproses lebah menjadi madu dan bee pollen yang sangat kaya khasiat dan manfaat di dalamnya.
Penelitian dari Parwata et al (2010) menunjukkan bahwa pada madu Randu besar aktivitas antiradikal bebas adalah 69,37 % .
Hal tersebut menunjukkan bahwa madu dari nectar Randu memiliki kandungan antiradical bebas yang tinggi.
Menurut Cifor (www.cifor.org) Randu ini merupakan pohon kaya bioenergy.
Penggunaan tradisionalnya, dimana daun segar yang dikompres digunakan untuk mengatasi pusing.
Ekstraksi dari rebusan akar digunakan untuk mengobati edema dan membantu meredakan sakit perut.
Tunas daunnya digunakan sebagai alat kontrasepsi.
Seduhan daunnya digunakan untuk mengobati batuk dan pegal linu.
Randu juga memiliki nilai gizi.
Bijinya dimanfaatkan dengan dipanggang dan dimakan atau ditumbuk dan digiling menjadi makanan atau dimasak dalam sup.
Daun, bunga, dan buah muda juga dimasak menjadi saus.
Abu dari buah-buahan dapat dibuat menjadi tembakau.
Untuk hewan, daun dan pucuk kapuk menyediakan pakan untuk kambing, domba dan sapi
Sebaran
Pohon Randu berasal dari dataran amerika, meskipun begitu Randu tersebar merata di seluruh benua termasuk Asia dan Afrika.
Pohon Randu dapat juga hidup pada daerah kering dan suhu di bawah nol dalam jangka pendek serta peka terhadap kebakaran.
Di Jawa sendiri populasi pohon Randu terbanyak ada di Jepara Pati, Pasuruan dan Banyuwangi.
Sementara itu pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Pati Barat pohon Randu dapat ditemukan di Cagar Alam (CA) Kembang, CA Keling Iabc, CA Keling II/III dan CA Gunung Celering yang terletak di Kabupaten Jepara.
Penulis
Danang Setyo A & Budi Santoso (KPHK Pati Barat)
(*)