Nasib Buruh di Kawasan Lamicitra Semarang: Kerja Waswas Rob, Tak Berangkat di PHK
FSPIP KASBI menyebut, ribuan buruh di Pelabuhan Tanjung Emas terutama di Kawasan Lamicitra tak hanya alami stres akibat rob.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Jalan itu sudah sepatutnya diuruk karena sudah rawan tergenang.
"Apalagi permukaan laut dengan jalan utama hampir selisih satu meter tak heran ketika rob air laut pasti masuk," jelasnya.
Ia melanjutkan, kondisi itu tentu berdampak bagi para buruh di kawasan tersebut.
Terutama saat kejadian banjir rob kedua yang sangat berdampak terutama yang bekerja di Lamicitra.
Seperti dirinya yang harus merogoh kantong hingga Rp2,5 juta akibat motor matiknya kerendam air rob hingga hanya keliatan spionnya saja.
"Kalau digabung kerugian kerusakan motor para teman buruh saja yang ada ribuan bisa sampai ratusan juta.
Beda motor beda biaya semakin besar CC dan jenis maka berbeda biaya, ada yang habis sampai Rp6 juta karena suku cadang harus indent," ungkapnya.
Ditambah banyak perusahaan di Lamictra menganut no work no pay alias tak bekerja maka tak dibayar yang tentunya sangat memberikan dampak buruk bagi ekonomi buruh.
"Para buruh ga kerja ga dibayar," tuturnya.
Pihaknya sudah berupaya membela hak buruh seperti sempat diskusi dengan para pengusaha di Lamicitra.
Mereka juga mengeluh gagal ekspor tak bisa produksi.
"Kami sudah temui Disnaker , kami minta bantuan semisal ada dana sosial,tapi mereka bekata berat melihat jumlah buruh terdampak cukup banyak , pemerintah tak mungkin nanggung beban itu," tandasnya. (Iwn)