Breaking News:

Berita Semarang

Buruh Stres Sering Terdampak Rob Semarang Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas

Banjir dan rob Semarang yang kerap melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Emas membuat buruh stres, satu di antara buruh stres adalah karyawati di PT Glory

Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Para buruh pabrik di Kawasan Industri Lamicitra Pelabuhan Tanjung Emas menerjang genangan rob. Para buruh stres akibat kondisi rob Semarang yang tak berkesudahan, Selasa (21/6/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Buruh yang bekerja di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, khususnya di Lamicitra mengaku stres.

Hal itu tak lepas dari banjir dan rob Semarang yang kerap melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Emas.

Satu di antara buruh stres adalah karyawati di PT Glory yang enggan namanya disebutkan.

Menurutnya, tidak sedikit buruh yang stres seperti dia. Latar belakangnya, mereka harus libur selama dua pekan lantaran rob menerjang. Setelah kembali bekerja selama sepekan, rob kembali merendam tempat kerjanya.

"Kami mikir angsuran,sekolah anak, makan, dan kebutuhan lain. Sedangkan kerja di sini no work no pay alias tak kerja tak bayaran," keluh perempuan berhijab itu.

Buruh lain yang juga tak mau disebutkan namanya menambahkan, lantaran tidak bekerja selama dua pekan, praktis gaji yang diterima juga tinggal di kisaran setengah dibanding saat masuk kerja penuh.

Biasanya, ia menerima gaji Rp 2,8 juta tiap bulannya. Namun karena rob dan harus libur dua pekan, ia pun hanya menerima Rp 1,4 juta.

"Memang diliburkan dua minggu. Baru masuk belum ada seminggu banjir rob lagi," terang buruh pabrik yang sudah bekerja selama 15 tahun tersebut.

Gaji yang diterimanya pun habis digunakan untuk memperbaiki sepeda motor. Menurutnya, saat rob Mei lalu, ia harus merogoh Rp 1,5 juta untuk memperbaiki sepeda motor. Sementara pada rob yang terjadi Juni ini, ia menghabiskan Rp 300 ribu untuk memperbaiki sepeda motor.

"Saya pasrah saja karena memang tidak bisa berbuat apa-apa," ucap dia.

Buruh pabrik lainnya, Wahyu mengatakan hal sedikit berbeda. Wahyu mengaku sudah terbiasa dengan keadaan itu. Tak mau stres, ia pun menikmati peristiwa yang kerap menimpa tempat kerjanya.

"Sering seperti ini, sudah terbiasa. Saya stres tapi nikmati saja dibikin happy," katanya.

Wanita satu anak ini mengaku, sudah bekerja selama tujuh tahun di pabrik garmen di kawasan itu. Selama bekerja, ia mengaku tidak pernah menerima subsidi bila terdampak rob.

"Untuk memperbaiki motor yang terdampak rob habis Rp 2 juta. Ini bawa motor anak, tapi ikut rusak karena terendam lagi," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved