Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Jalani Pertukaran Pelajar di University of Wisconsin-Eau Claire, Widya Sadari Tentang American Style

Menempuh kuliah di luar negeri memang punya tantangan tersendiri, seperti diakui Nur.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
zoom-inlihat foto Jalani Pertukaran Pelajar di University of Wisconsin-Eau Claire, Widya Sadari Tentang American Style
Dok. Nur Widya Rini
Nur Widya Rini, mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2018 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengikuti program beasiswa Program Global Undergraduate Exchange Program (Global UGRAD) di University of Wisconsin-Eau Claire selama 6 bulan lamanya.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Menempuh kuliah di luar negeri memang punya tantangan tersendiri.

Selain persoalan cuaca dan suasana akademik kampus, masalah budaya juga sangat berpengaruh.

Nur Widya Rini, mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2018 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengikuti program beasiswa Program Global Undergraduate Exchange Program (Global UGRAD) di University of Wisconsin-Eau Claire selama 6 bulan lamanya.
Nur Widya Rini, mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2018 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengikuti program beasiswa Program Global Undergraduate Exchange Program (Global UGRAD) di University of Wisconsin-Eau Claire selama 6 bulan lamanya. (Dok. Nur Widya Rini)

Jika tidak bisa beradaptasi, maka hal tersebut akan menjadi masalah dalam proses belajar.

Hal tersebut diakui oleh Nur Widya Rini, mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2018 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang tengah mengikuti program beasiswa Program Global Undergraduate Exchange Program (Global UGRAD).

Program pertukaran mahasiswa ke universitas di Amerika Serikat ini dijalani Widaya di University of Wisconsin-Eau Claire selama 6 bulan lamanya.

Program yang telah berjalan sejak Januari-Juni 2022 dan Widya mengikuti kegiatan perkuliahan di universitas negeri yang berada di Kota Eau Claire Negara Bagian Wisconsin Amerika Serikat.

Proses adaptasi dengan kebudayaan masyarakat di sana banyak memberi Widya pemahaman baru seputar American Style.

“Perlu kesadaran dan toleransi yang tinggi untuk memahami American Style teman-teman saya. Salah satunya dalam cara menghabiskan akhir pekan,” ungkap Widya, perempuan asal Pati ini. 

Widya menambahkan, teman-temannya di Amerika punya kebiasaan berkumpul saat akhir pekan.

“Setelah sepekan serius menghadapi studi di kelas yang lumayan berat, biasanya mereka kumpul di akhir pekan untuk pesta dan kumpul-kumpul. Nah, di sinilah biasanya mereka minum-minuman beralkohol. Di sana, umur 18 tahun ke atas sudah bebas minum," kisahnya.

Widya yang seorang muslim tentu tak bisa ikut-ikutan minum.

“Sejak awal saya katakan saya muslim. Jadi saya tolak secara halus. Teman-teman saya memahami. Mereka lalu menyuguhi saya susu atau jus,” kenang Widya. 

Bagi Widya, berkumpul dan bergaul bersama rekan-rekan di Amerika di sana sangat penting.

“Ambil positifnya, yang tidak sesuai dengan kepribadian ya saya tolak. Yang penting saya jadi bisa memperlancar penguasaan berbahasa Inggris saya, terutama bahasa Inggris untuk daily activity.” (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved