Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Purbalingga

Keren, Sepeda Penny Farthing Produksi Desa Karangtengah Purbalingga Tembus Ke Luar Negeri

Desa Karangtengah, Kecamatan Kemangkon memiliki satu usaha yang cukup potensial untuk merambah ke pasar internasional

Ist. Pemkab Purbalingga
Bupati Purbalingga saat mengunjungi produksi Sepeda jenis Penny Farthing buatan Ariyanto di Desa Karangtengah, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Rabu (22/6/2022).  

TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Desa Karangtengah, Kecamatan Kemangkon memiliki satu usaha yang cukup potensial untuk merambah ke pasar internasional, yakni produksi Sepeda jenis Penny Farthing

Sepeda yang dikenal memiliki 'Roda Tinggi' khas Eropa era Abad 19 ini diproduksi oleh Ariyanto dalam skala industri kecilnya.

Sepeda ini kebanyakan dapat permintaan dari daerah Kalimantan, Surabaya, Timur-Tengah dan juga ada pesanan dari Singapura.

"Hanya saja kami saat ini memiliki keterbatasan peralatan," ujar Ariyanto.

Ia saat ini tengah menggarap Sepeda Penny Farthing pesanan Walikota Kediri, Jawa Timur ini, di Rumahnya Desa Karangtengah.

Dengan keterbatasan peralatan ini, Ia hanya bisa memproduksi 1 unit sepeda per 2 bulan jika dikerjakan sendirian. 

Namun apabila dikerjakan bersama satu rekannya lagi bisa selesai dalam 3 minggu per sepedanya.

Beberapa peralatan produksi yang masih terbatas diantaranya mesin roll, mesin bubut, bending dan las argon. 

"Bahkan untuk mengerjakan bubutan kami harus ke Sokaraja dan antre," imbuhnya. 

Pada kesempatan ini, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi sempat mengunjungi rumah produksinya. 

Menurutnya, industri sepeda unik ini bisa menjadi produk unggulan Kabupaten Purbalingga dan perlu untuk dibantu.

"Ini salah satu pengrajin UMKM sepeda yang perlu mendapatkan support dan fasilitasi dari pemerintah, karena memang hasil karyanya memang sudah nasional," kata Bupati Tiwi sebagaimana dalam rilis kepada Tribunbanyumas.com.

Pada kesempatan ini, Bupati juga menyerap aspirasi kebutuhan industri kecil tersebut untuk pengembangan usahanya. 

Bupati juga meminta kepada dinas terkait membantu memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhannya.

"Nanti saya titip, kalau sudah dapet bantuan dari Pemda paling tidak bisa memberdayakan masyarakat dalam hal produksi sehingga bisa memenuhi permintaan dari konsumen," pesan bupati. (jti) 

Sebelumnya produk ini dari daerah lain di Jawa Tengah juga diminati luar negeri.

Apalagi sejak pandemi covid-19 menerpa, tren bersepeda di masyarakat semakin meningkat.

Toko-toko sepeda pun turut terkena dampak positif dengan kenaikan omzet, karena membeludaknya pembeli.

Hal itupun berlaku bagi jasa perakitan sepeda penny farthing di Kota Semarang.

satu perajin sepeda khas Eropa tahun 1880-an itu, Ardhyan Dhimas (17), warga Perumahan Sedayu Indah Cluster, Bangetayu Wetan, Genuk Kota Semarang, mengatakan, dirinya mampu meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan dari penjualan karya yang diwariskan ayahnya tersebut.

"Sejak tren sepeda di tengah pandemi covid-19, penjualan sepeda Penny Farthing juga semakin meningkat, karena semakin banyak orang yang tahu. Harganya satu unit saja Rp 20 jutaan, kalau tiga unit berarti Rp 60 juta.

Terakhir kemarin (beberapa waktu lalu-Red) terjual enam unit. Itu tinggal dikirim saja," kita penerus usaha milik almarhum Daronjin itu, akhir pekan lalu.

Ardhyan menuturkan, dalam mengerjakan perakitan sepeda roda tinggi tersebut, dirinya dibantu dua kawan almarhum ayahnya.

Berbagai ukuran dibuat mulai ukuran lingkar ban 40 inci dengan tinggi roda 102 sentimeter seharga Rp 12 juta, ukuran 44 inci setinggi 112 sentimeter Rp 15 juta, dan 48 inci setinggi 122 sentimeter Rp 16 juta.

Sepeda terbesar yang pernah dibuat bersama mendiang ayahnya sampai pada ukuran lingkar ban 62 inci dengan ketinggian 160 sentimeter dengan kisaran harga Rp 30 juta hingga Rp 40 juta. "Kalau sepeda ini dari lelang kemarin harganya Rp 80 juta," tuturnya, sambil menunjuk satu sepeda.

Ardhyan menyturkan, dalam perakitan satu unit sepeda, ia membutuhkan bahan baku yang di antaranya didapatkan melalui impor. Pembuatan satu unit sepeda membutuhkan waktu 4-6 bulan, bergantung tingkat kerumitan masing-masing.

Biasanya, dia menambahkan, konsumen harus melakukan pembelian secara inden dahulu selama 3-4 bulan jika ingin memiliki Penny Farthing buatannya.

"Biasanya konsumen membayar uang muka 50 persen dahulu untuk biaya operasional, kalau sudah jadi baru pelunasan. Namun untuk saat ini pesanan kami tutup sementara, karena fokus penyediaan stok terlebih dulu," paparnya.

Ardhyan mengungkapkan, sejak jasa perakitan sepeda itu dibuka pada 2013 lalu hingga kini, para pembeli sudah tersebar dari berbagai penjuru. Di Indonesia, konsumen berasal dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Medan, Gorontalo, Bandung, Surabaya, dan lain-lain.

Sedangkan pasar luar negeri, sepeda klasik rakitannya itu mampu menjangkau pasar Eropa. Selain secara langsung, produk itu ia jual melalui sosial media hingga marketplace.

"Di luar negeri itu di antaranya ke Spanyol, Italia, Prancis, dan Malaysia. Kalau pesanan sekarang ada dari Jakarta dua unit, Palembang satu unit, dan Malaysia," jelasnya. (jti/idy)

Baca juga: UPDATE : Jembatan Kali Wiso di Jepara Dibongkar, Beberapa Rute Jalan Dialihkan

Baca juga: Ketua Asosiasi Penyanyi Korea Minta BTS Batal Hiatus Demi Korean Wave, Singgung Soal Bebas Wamil

Baca juga: Dorong UMKM Berdikari, Cara Ganjar Ini Dinilai Ekonom Tepat Atasi Kemiskinan

Baca juga: Belasan Pebalap Muda Terpilih Menjadi Binaan Astra Honda Racing School

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved