Banjir Rob
Warga Pesisir Semarang Tak Takut Kampung Bakal Tenggelam, Anggap Banjir Rob Seakan Keluarga
Ternyata ancaman banjir rob di kawasan pesisir Kota Semarang tak bikin goyah warganya.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Ia pun mengenang, kampungnya mulai kenal rob di tahun 1997.
Kemudian di atas tahun 2015 kian parah.
Hal itu dipicu muara sungai banyak yang ditutup pemerintah.
Maksudnya, banyak muara sungai yang dialih fungsikan menjadi rumah pompa air.
Pengamatannya, pompa air ada di Tenggang, Cilosari Dalam, Kalibaru, Tanah Mas, dan lainnya.
Kondisi itu kian memperparah banjir rob di wilayah pesisir Semarang.
Muara-muara itu sebenarnya menjadi jalan masuk atau tempat tampungan limpasan air pasang laut.
Namun adanya rumah pompa membentengi air laut sehingga tak dapat masuk ke muara sungai.
Sementara keberadaan rumah pompa hanya berfungsi mengatasi air hujan.
"Jadi rumah pompa tak efektif malah memperparah rob. Kalau mau solusi efektif dengan biaya rendah ya gali tuh sungai-sungai di Semarang biar ga dangkal," tuturnya.
Menurutnya, kondisi sungai di Kota Semarang terhitung dangkal sehingga tak mampu limpasan air laut maupun air hujan.
Belum lagi dapat kiriman dari air wilayah atas.
"Ya solusi itu memang tidak dapat menghilangkan sepenuhnya rob tapi limpasan air pasang setidaknya tak semakin parah," jelasnya.
Warga RT 9 RW 15 Tambak Lorok, Amron menuturkan, warga sebenarnya memiliki rasa takut kampungnya tenggelam.
Hanya saja mereka berpendapat Tambak Lorok dapat diselamatkan berbeda dengan kondisi Demak dan Pekalongan.