Berita Semarang
Kisah Inspiratif Vigo Pemuda Kota Semarang, Cetuskan Ide Barber Man Keliling Untuk Layani Pelanggan
Peralatan yang Vigo bawa pun langsung ia siapkan, bak senjata ketika perang, ia juga mengecek satu persatu alat pangkas rambut yang ia bawa
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Vighara Ardyan Dewanthara (24) langsung bergegas usai membaca pesan singkat di gadgetnya.
Peralatan cukur rambut ia siapkan ke dalam tas berukuran tak begitu besar.
Setelah selesai, pemuda berperawakan besar itu langsung tancap gas.
Dari rumahnya di wilayah Gajahmungkur Kota Semarang, ia bergegas menuju tempat pelanggannya.
Baca juga: Saling Sindir Cak Imin dan Yenny Wahid Kuak Luka Lama, Keributan Bermula di 2005
Baca juga: Baim Wong Temui Kakek Sunardi yang Ngaku Dibayar Uang Mainan, Ini Cerita Sebenarnya dari Sang Kakek
Kuda besi kesayangan jadi piranti bagi pemuda yang akrab disapa Vigo itu ke lokasi yang ia tuju.
Vigo merupakan seorang barber man, yang bekerja di babershop ternama di Kota Semarang.
Untuk mengasah skillnya, serta mengembangkan jejaring, ia membuka layanan baber home dengan mendatangi rumah pelanggan sesuai order.
Dua tahun lebih Vigo menjalankan ide kreatifnya lewat layanan baber home.
Berkat keuletannya kini ia dipercaya oleh sejumlah pelanggan di Kota Semarang.
Hari ini, Vigo meluncur ke tempat yang tak jauh dari rumahnya, gang sempit di tengah rapatnya pemukiman juga ia lalui.
Sesampainya di tempat tujuan, Vigo tak langsung memangkas rambut pelanggannya.
Diskusi dan edukasi tentang hair style ke palanggan juga dilakukan pemuda ramah tersebut.
Tak beberapa lama, kesepakatan pun diperoleh, sang pelanggan meminta gaya rambut baska.
Menurutnya model rambut pendek ala militer tersebut juga pas untuk sang pelanggan.
"Kebetulan rambutnya sudah pendek, dan bentuk wajah tidak terlalu tirus, jadi cocok jika dikombinasikan dengan model baska," ucap Vigo kepada pelanggan, Jumat (24/6/2022).
Peralatan yang Vigo bawa pun langsung ia siapkan, bak senjata ketika perang, ia juga mengecek satu persatu alat pangkas rambut yang ia bawa.

Desingan motor alat cukur menjadi pembuka aktivitas Vigo untuk menata ulang rambut pelanggannya.
Jemarinya terlihat telaten, secara lembut Vigo mengarahkan kepala sang pelanggan saat rambutnya ditata ulang.
Kurang dari 30 menit Vigo menyelesaikan permintaan pelanggan, sang pelanggan pun cengar-cengir melihat perubahan bentuk rambut melalui kamera pada smartphone.
"Nah ini jadi lebih gagah, padahal hanya beda gaya tapi bisa merubah tampilan saya ya," kata sang pelanggan.
Sembari merapikan perkakasnya, Vigo menjawab, jika pemilihan gaya rambut pas, pastinya membuat tampilan lebih modis.
Setelah selesai, Vigo juga membagikan tips untuk pelanggannya mengenai perawatan rambut.
"Tinggal diberi vitamin saja untuk perawat, dan selalu menjaga kebersihan rambut serta kulit. Saya juga minta maaf beberapa waktu lalu menolak tawaran model sasak, karena model tersebut membuat pertumbuhan rambut tidak seimbang," paparnya secara ramah.
Sebelum meninggalkan lokasi, Vigo menerangkan, sejak 2017 ia berkecimpung di dunia barbershop.
Namun baru tiga tahun terkahir Vigo membuka layanan barber home, lewat ide tersebut, ia bisa mendatangi 25 pelanggan tiap bulannya.
Menyoal tarif, Vigo secara gamblang mengatakan, untuk palanggan yang lokasinya dekat ia patok Rp 50 ribu, namun jika terbilang jauh bisa di atas Rp 100 ribu.
"Kadang saya diorder sampai Semarang Utara, Gayamsari hingga wilayah atas Kota Semarang. Mereka pelanggan lama yang sudah percaya dengan kemampuan saya," ucapnya.
Vigo berujar, profesi baber man terkadang dipandang sebelah mata, padahal di beberapa kota besar atau di luar negeri, barber man jadi profesi idaman.
Bidang pangkas rambut menurutnya juga terus berkembang, tak terkecuali di Kota Semarang.
"Bahkan ada yang mematok sampai ratusan ribu untuk satu kepala, apalagi jika barbershop berkelas. Namun yang disayangkan masih banyak yang tidak menghargai profesi barber man," jelasnya.
Sebelum melenggang ke pelanggan lainnya, Vigo menerangkan harapannya terhadap dunia pangkas rambut di Kota Semarang.
"Harapan saya semakin maju, lembaga sertifikasi juga harusnya mendukung, karena kami butuh hal itu. Jika semua barber man punya lisensi pastinya akan lebih diakui," imbuhnya sembari melenggang pergi. (*)