Berita Demak
Libur Sekolah : Lima Tempat Wisata Rekomendasi Keluarga di Kabupaten Demak
Momen libur sekolah biasanya dimanfaatkan untuk melakukan berbagai hal, mulai dari meningkatkan kedekatan ikatan keluarga
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Momen libur sekolah biasanya dimanfaatkan untuk melakukan berbagai hal, mulai dari meningkatkan kedekatan ikatan keluarga, mengasah kemampuan ataupun sekedar menjalankan hobi.
Selain itu, juga bisa berkunjung kerumah saudara atau bisa berlibur santai di tempat wisata yang menyenangkan dan meninggalkan kenangan yang sulit untuk dilupakan.
Pada kesempatan kali ini, Tribunjateng.com memberikan lima tempat rekomendasi tujuan wisata di Kabupaten Demak yang bisa menjadi referensi dan membantu masyarakat menentuk tujuan wisata saat libur sekolah.
Adapun tujuan wisata yang akan dibahas, memiliki kelebihan dan fasilitas tersendiri. Termasuk, harga tiket masuk yang bisa disesuaikan dengan kantong masing-masing pengunjung.
Berikut ini, tujuh rekomendasi tempat wisata yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kabupaten Demak, mulai dari wisata alamnya, spot foto yang menarik, wisata air hingga wisata islami yang bisa menambah ilmu pengetahuan tentang agama islam.

1. Pesona Pantai Glagah Wangi atau Pantai Istambul Demak
Istambul, nama yang mirip dengan salah satu kota di turki. Pantai Istambul adalah singkatan dari Wisata Tambakbulusan atau yang disebut dengan Pantai Gelagah Wangi.
Wisata ini adalah salah satu dari pantai terbaik yang dimiliki oleh Kabupaten Demak. Pantai ini berlokasi di Desa Wisata Tambakbulusan, Karangtengah.
Pantai ini sempat masuk dalam 10 nominasi destinasi wisata baru yang dihelat Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020.
Pada Pantai ini, menawarkan keindahan berwisata hutan mangrove yang bisa terlihat di sepanjang sungai, sebelum wisatawan sampai di ujung pantai.
Wisatawan juga bisa menyusuri sungai dengan menaiki perahu untuk merasakan sensasi membelah hutan mangrove serta melihat indahnya hamparan pasir pantai sembari menunggu datangnya sun set.
Anak-anak juga bisa bermain pasir pantai yang memiliki tekstur yang lembut. Pantai ini sangat cocok menjadi rekomendasi untuk liburan bersama keluarga dengan ombak yang tenang.
Selain panorama keindahan alam, pada pantai Glagah Wangi menawarkan fasilitas yang lengkap
Untuk fasilitas ada Gazebo kecil dan besar yang bebas bisa dipakai oleh wisatawan.
Selain itu juga teradapat pelampung atau bebek-bebekan yang bisa disewakan dengan harga Rp10-15 ribu.
Untuk harga tiket masuknya tergolong murah yakni Rp15ribu sedangkan parkir motor Rp 2ribu dan mobil Rp5ribu rupiah saja.
Untuk jam operasional, Senin hingga Sabtu (07.30-17.00) sendangkan pada hari Minggu dan Libur (06.30-17.00).

2. Demak Green Garden, Wisata Air Terbesar di Demak
Demak Green Garden (DeGeGa) yang terletak di Desa Gempolsongo, Kecamatan Mijen, berkonsep wisata keluarga. Jika anda mengunjunginya panorama yang indah dengan kolam-kolam yang cukup besar akan membuat takjub.
Pada tempat wisata tersebut menawarkan beragam fasilitas permainan air seperti waterboom dan juga perahu untuk mengelilingi danau kecil.
Tempat wisata tersebut memiliki luas 120 hektare yang memiliki kolam telaga perikanan, kolam telaga kapal kayuh bebek, kolam renang, waterpark, river canoe dan kebun holtikultura.
DeGeGa bisa menjadi pilihan untuk meningkatkan harmonisasi antar keluarga dengan bermain bersama, berolahraga, berwisata alam atau hanya sekedar kumpul untuk bercandaria.
Pengujung Degega dapat menikmati permainan air yang menantang berupa jetski di tengah danau yang luas sehingga pemain jetski merasa puas, tentunya tidak kalah seru.
Untuk bisa menikmati permainan jetski, pengunjung dapat menyewa jetski dengan harga Rp 120.000 – 150.000.
Pengelola juga menyediakan tontonan atraksi yang sangat seru melalui Jetski Show “Pirates of The Rawa Mijen” yang memberikan penampilan para pemain jetski yang menceritakan tentang kisah bajak rawa menguasai wilayah tersebut.
Para pemain “Pirates of The Rawa Mijen” sangat terampil memainkan peran sehingga mampu memberikan tontonan yang menarik sekaligus menegangkan.
Pengelola juga menyediakan beragam wahana seperti perahu wisata, kereta wisata, waterboom, bebek air, scooter, ATV, mobil onthel, sepeda onthel, delman, dan masih banyak lagi.
Nah bagi pengunjung jangan kawatir dengan harga tiket masuk Rp 5.000 per orang bisa masuk kelokasi untuk hari biasa.
Sedangkan akhir pekan dan hari libur dengan harga tiket Rp 10.000 mendapat fasilitas gratis naik perahu karet/ kereta wisata. Sedangkan harga tiket disetiap wahana dimulai dengan harga Rp 10.000 rupiah.
Selain permaianan yang seru tersebut, Degega juga menyediakan para penghobi mancing berupa lokasi pemancingan.
Selain itu juga tersedia area wisata agrowisata kebun holtikultura, seperti buah Belimbing Demak, Jambu Citra Delima, Naga, dan Nanas.
Setelah puas bermain-main, pengunjung tidak perlu khawatir kelaparan atau kehauasan, karena sudah tersedia tempat untuk melepas lapar dan dahaga di Gega Café and Resto yang memiliki view istimewa yakni danau dan gunung Muria saat cuaca cerah. Bagi yang penasaran silahkan datang kelokasi dan menikamti liburan.
Namun, bagi yang ingin mengeksplore DeGeGa dengan lebih murah bisa memilih paket liburan tersedia, harganya variatif, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 90ribu.
Pada paket tersebut sudah mendapat keuntungan menarik, seperti bermain Waterboom sepuasnya, ikut panen atau petik hasil kebun DeGeGa atau bisa sambil belajar di museum yang telah disediakan, selain itu wisawatan paket juga telah digratiskan makan dan minum.

3. Makam Walisongo Sunan Kalijaga
Jika mengajak anak untuk berlibur di Demak, tempat ini bisa menjadi rekomendasi karena anak bisa sekaligus belajar tentang sejarah, perkembangan islam di Demak, maupun tokoh penting yang berperan dalam penyebaran agama Islam.
Sunan Kalijaga atau Raden Said salah satu dari kesembilan Wali yang sangat kharismatik dan berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Kerajaan Demak.
Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu atau wilayah yang dihadiahkan khususnya kepada Sunan Kalijaga oleh Raden Sultan Fattah selaku Sultan atau Raja dari Kerajaan Demak.
Kadilangu terletak sekitar 2 km dari pusat kota Demak / Masjid Agung Demak, makam Sunan Kalijaga tidak pernah sepi dikunjungi peziarah dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan banyak pula kunjungan dari mancanegara, terutama Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Yang dimakamkan di pemakaman Kadilangu ini juga keturuan dari Raden Fattah dan para sesepuh Kadilangu yang secara keturunan masih termasuk dalam keluarga Reden Fattah.
Setiap malam Jumat Kliwon bisa dipastikan akan dipenuhi oleh peziarah, yang berdoa di Makam Sunan Kalijaga ini.
Dan dimakam ini pula setiap tahun digelar acara adat Kabupaten Demak yaitu penjamasan pusaka Sunan Kalijaga, yang lebih dikenal dengan Grebeg Besar.
Selain berziarah, wisatawan juga bisa merasakan air yang ditempatkan di gentong peninggalan Sunan Kalijaga.
Untuk HTM: Rp3.000/orang sedangkan untuk jam operasional selama 24 jam.

4. Masjid Agung Demak dan Makam Raja-Raja Demak
Masjid Agung Demak merupakan masjid kuno yang dibangun oleh Raden Fattah dari Kerajaan Demak dibantu para Walisongo pada abad ke-15 Masehi.
Masjid ini masuk dalam salah satu jajaran masjid tertua di Indonesia. Lokasi Masjid Agung Demak terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Berada tepat di alun-alun dan pusat keramaian Demak, Masjid Agung Demak tak sulit untuk ditemukan.
Menurut cerita yang beredar di masyarakat, Masjid Agung Demak dahulunya adalah tempat berkumpulnya Walisongo yang menyebarkan agama Islam di tanah jawa inilah yang mendasari Demak mendapat sebutan kota wali.
Dari sisi arsitektur, Masjid Agung Demak adalah simbol arsitektur tradisional Indonesia yang khas serta sarat makna. Tetap sederhana namun terkesan megah, anggun, indah, dan sangat berkarismatik.
Atap masjid berbentuk linmas yang bersusun tiga merupakan gambaran akidah Islam yakni Iman, Islam, dan Ihsan.
Empat tiang utama di dalam masjid yang disebut Saka Tatal/Saka Guru dibuat langsung oleh Walisongo.
Masing-masing di sebelah barat laut oleh Sunan Bonang, sebelah barat daya oleh Sunan Gunung Jati, sebelah tenggara oleh Sunan Apel, dan sebelah Timur Laut oleh Sunan Kalijaga.
Pintu Masjid Agung Demak yang dikenal dengan nama Pintu Bledheg dianggap mampu menahan petir.
Pintu yang dibuat oleh Ki Ageng Selo juga merupakan prasasti Candra Sengkala yang berbunyi Nogo Mulat Sarira Wani, maknanya tahun 1388 Saka atau 1466 Masehi.
Bagian teras Masjid Agung Demak ditopang oleh delapan buah tiang yang disebut Saka Majapahit.
Di kompleks Masjid Agung Demak kita juga bisa melihat dan berziarah ke makam dari raja-raja Demak beserta para abdinya.
Seperti sultan Demak yang pertama yaitu, Sultan Demak I Raden Fattah, Sultan Demak II Raden Pati Unus, Sultan Demak III Raden Trenggono.
Selain sultan, makam para pangeran dan istri, Putri Champa, hingga Syekh Maulana Maghribi juga ada di sini.
Putri Champa sendiri berasal dari Kerajaan Champa di Vietnam dan merupakan ibunda dari Raden Fattah.
Batu nisan di komplek makam ini berbeda-beda ukuran dan warnanya. Ada yang berwarna putih, ada pula yang cokelat.
Makam Raden Fattah misalnya, warnanya cokelat muda dan lebih tinggi dari makam lain. Perlu kita ketahui yang berada dalam cungkup adalah makam raja yang ketiga yaitu Raden Trenggono, untuk makam Raja I dan II berada diluar cungkup rumah joglo.

5. Makam Apung di Tengah Laut, Makam Syekh Abdullah Mudzakkir
Nama Syekh Abdullah Mudzakkir cukup dikenal di kalangan santri di wilayah Demak dan sekitarnya.
Syekh Abdullah Mudzakkir atau akrab dipanggil Mbah Mudzakkir merupakan salah satu ulama besar yang menyiarkan Islam di kawasan Pantai Sayung, Demak.
Bahkan ulama yang lahir di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen tahun 1869 itu disebut sebut sebagai pencetak kader para kiai muda di Demak dan sekitarnya.
Sebelumnya Syekh Abdullah Mudzakkir banyak berguru kepada ulama dari berbagai daerah salah satunya dengan Syekh Soleh Darat.
Sekitar tahun 1900 Dia menetap di Tambaksari, Bedono menikah dengan Nyai Latifah dan Nyai Asmanah.
Beberapa waktu kemudian dia menikah lagi dengan Nyai Murni dan Nyai Imronah. Dari empat istrinya Mbah Mudzakir dikaruniai 18 anak.
Salah satu karomah yang diberikan Allah kepada Syekh Abdullah Mudzakkir adalah makamnya tidak terendam air laut, padahal berada di Pantai Sayung Demak.
Bahkan makam beberapa anggota keluarganya terdiri dari istri dan anak-anaknya juga tidak terendam air laut.
Sehingga makam Syekh Abdullah Mudzakkir dan keluarganya tersebut dianggap keramat lantaran tidak terkikis dan tenggelam diterjang pasang surut air laut.
Ketika hendak berziarah menuju ke makam Mbah Mudzakkir, peziarah harus berjalan sepanjang 700 meter yang samping kanan kirinya adalah air laut.
Sebenarnya dahulunya Dusun Tambaksari tempat dimana makam Mbah Mudzakkir berada adalah daratan.
Namun karena terus – menerus terkena banjir rob air laut lama – kelamaan daratan itu mengalami abrasi sehingga keberadaan makam Mbah Mudzakkir berada di tengah laut.
Berkembang mitos bahwa makam Syekh Abdullah Mudzakkir itu “mengapung” sehingga tidak akan tenggelam kendati pasang air laut tinggi.
Hal tersebut diyakini masyarakat dikarenakan keluhuran budi Syekh Abdullah Mudzakkir semasa hidupnya yang melakukan syiar di wilayah tersebut dan sangat berjasa dalam pembangunan akhlak warga setempat, baik dalam hal ilmu agama maupun tradisi yang diajarkan.
Untuk HTM tidak dipungut biaya hanya saja perlu membayar parkirnya. Untuk jam operasional 24 jam. (Rad)
Baca juga: Hewan Ternak Mendadak Klenger? Hubungi Saja Pemkot Salatiga, Tim Mobil URC Siap Meluncur
Baca juga: Pemprov Jateng Dukung Pencanangan Zona Integritas Menuju WBBM Balatkop UKM
Baca juga: Kesaksian Aris Tukang Bengkel Semarang Melihat Truk Boks Klakson Terus
Baca juga: Vaksinasi Hewan Ternak di Kota Semarang Dilakukan Besok Sabtu, Dispertan Terima 100 Dosis Vaksin PMK