Berita Viral
Bukan Bunuh Diri, Bocah yang Tewas Tergantung di Kolong Rumah Ternyata Dihabisi Kakaknya
Bocah berusia 11 tahun itu ditemukan tewas menggantung di kolong rumahnya di Desa Teke, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, NTB, Rabu (15/6/2022)
TRIBUNJATENG.COM - Awalnya keluarga sudah mengikhlaskan kematian Andi Taufik Hidayat sebagai bunuh diri.
Bocah berusia 11 tahun itu ditemukan tewas menggantung di kolong rumahnya di Desa Teke, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, NTB, Rabu (15/6/2022).
Namun polisi menemukan adanya kejanggalan.
Karena itulah dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Baca juga: Apa Itu Cacar Monyet? Cara Cegah Monkeypox, Penyakit Mirip Cacar yang Menyerang Manusia Pada 1958
Baca juga: Pemilik Warung Curiga Uang Pembeli Rokok Pudar Warnanya, Peredaran Uang Palsu di Cirebon Terbongkar
Polisi pun meminta keterangan sejumlah saksi.
Hingga kemudian terungkap kalau Andi bukan bunuh diri, melainkan korban pembunuhan.
Dan tragisnya, pelaku yang tega mengakhiri hidup Andi adalah kakak tirinya berinisial HR (22).
HR dan sejumlah anggota keluarga korban sebelumnya merupakan saksi yang dimintai keterangan oleh polisi.
Dibunuh dan digantung
Dalam proses pemeriksaan HR mengakui bahwa korban tidak murni gantung diri.
Dia membunuh lalu menggantungnya di bawah kolong rumah untuk menghilangkan jejak.
"Hasil pemeriksaan kedua kali terhadap HR, akhirnya HR mengakui korban tidak meninggal bunuh diri dengan cara gantung diri, melainkan korban meninggal karena dibunuh oleh HR," kata kepala Seksi Humas Polres Bima, Iptu Adib Widayaka saat dikonfirmasi, Selasa (28/6/2022).
Setelah mendapat pengakuan itu polisi langsung mengamankan HR di Ruang Tahanan (Rutan) Mapolres Bima.
HR merupakan 1 dari 3 orang saksi yang sebelumnya diperiksa setelah polisi mencurigai kematian korban tidak wajar.
HR termasuk saksi yang pertama kali menemukan dan menginformasikan kepada warga soal bocah yang gantung diri tersebut.
"HR juga termasuk salah seorang dari tiga saksi yang pertama kali menemukan korban meninggal," ujar Adib.
Ditegaskan Adib, pelaku adalah kakak tiri beda ayah dengan korban.
Mereka tinggal bersama di Desa Teke, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima.
Dalam kasus ini, keluarga korban sebelumnya telah membuat surat pernyataan menerima sepenuhnya kejadian itu sebagai musibah.
Namun, melihat ada kejanggalan polisi lantas memeriksa saksi-saksi hingga akhirnya terungkap bahwa korban tidak murni bunuh diri, tetapi ia dibunuh oleh kakak tirinya.
Kecurigaan polisi dan motif pembunuhan
Adib Widayaka mengungkapkan, berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), penyidik menemukan fakta yang mencurigakan bahwa korban tidak murni gantung diri.
Kecurigaan itu di antaranya tinggi kolong rumah panggung korban dari tanah hanya 129 sentimeter, sementara tinggi badan korban 125 sentimeter.
Dengan jarak sekitar 4 sentimeter dari tanah, menurut penyidik, masih memungkinkan kaki korban untuk menyetuh tanah.
“Saksi-saksi yang pertama kali memegang dan memotong tali tersebut menyatakan bahwa pada saat pertama kali ditemukan posisi kaki kiri korban masih menyentuh tanah dan menekuk ke belakang, kaki kanan tersangkut di tali ujung bawah serta tali simpul berada di samping kiri leher korban," jelasnya.
Tolak pinjamkan uang
Setelah mengakui perbuatannya, HR mengungkap motifnya membunuh sang adik.
Pada Rabu (15/6/2022) sekitar pukul 07.00 Wita, korban baru kembali dari sawah untuk mencari jamur.
HR kemudian mengikuti korban dengan maksud meminjam uang, namun korban saat itu menolak.
Keberatan atas penolakan itu, HR lalu mencekik leher korban hingga tersungkur ke tanah.
HR kemudian mengambil tali lalu melilit leher dan menindih punggung korban dengan kedua lututnya.
Tarikan kencang pada dua ujung tali membuat korban kesulitan bernapas hingga akhirnya meninggal dunia.
"Sampai korban meninggal dunia," kata Adib.
Sebelumnya, seorang bocah bernama Andi Tufik Hidayat (11) asal Desa Teke, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditemukan tewas menggantung di bawah kolong rumah panggungnya, Rabu (15/6/2022) sekitar pukul 10.00 wita.
Kepala Desa Teke, Hidayat mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh kakaknya.
Saat itu korban sudah tidak bernyawa dengan kondisi leher terlilit tali.
"Korban ditemukan oleh kakaknya, saat itu sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan leher terlilit tali," ungkap Hidayat dikonfirmasi, Rabu.
Hidayat belum berani memastikan apakah korban murni bunuh diri atau telah menjadi korban pembunuhan.
Setelah proses evakuasi dan olah TKP dilakukan Tim Inavis Polres Bima, orangtua korban langsung dipanggil untuk dimintai keterangan.
"Belum bisa kita pastikan korban ini dibunuh atau murni gantung diri, yang pasti setelah olah TKP orangtua korban diperiksa di Polres," jelasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bocah yang Ditemukan Menggantung di Bima Ternyata Dibunuh Sang Kakak, Ini Cerita Polisi Ungkap Kejanggalan"