Berita Semarang
Wabah PMK Jelang Idul Adha 2022, Kambing Laris Manis
Bahkan, sejumlah pedagang hewan kurban mengklaim bila konsumen cenderung membeli kambing dibandingkan sapi.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
Sementara kambing yang ditawarkannya berjenis jawa, etawa dan peranakan etawa-jawa.
Kambing itu didatangkan dari wilayah Mranggen, Gubuk, dan lainnya yang tidak zona merah PMK.
"Konsumen berasal dari warga Pedurungan, Semarang Barat, Semarang Utara, Semarang Selatan dan Banyumanik," jelas dia.
Edukasi Konsumen
Tak hanya menjual hewan kurban, ia juga mengedukasi konsumennya mengenai PMK. Ia menerangkan pada calon pembeli, bila kuku hewan terpapar PMK berborok dan bernanah. Selain itu, mulut hewan tersebut juga berbusa. Ia tunjukan gambar hewan kena PMK agar konsumennya lebih memahami.
Selain itu, ia mengaku, setiap hewan kurban yang dijualnya selalu diberi antibiotik dan vitamin. Tujuannya agar hewan tetap sehat hingga nanti disembelih.
"Antibiotik barangnya langka, 20 milimeter umumnya Rp 28 ribu. Sekarang bisa mencapai Rp 50 ribu. Itu modal sendiri demi hewan kurban sehat," tuturnya.
Tak Khawatir PMK
Di sisi lain, wabah PMK tak bikin warga takut beli hewan kurban. Mereka menyebut mengetahui bila PMK tak menular ke manusia. Satu di antaranya Ayu. Selain ia tahu PMK tidak menular ke manusia, Ayu menambahkan bila memasak daging kurban juga harus benar untuk mencegah PMK.
Ayu mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, ia membeli dua kambing. Ia membeli kambing seharga Rp 3 jutaan yang dijual di Lapangan Jolotundo. Rencananya, kambing-kambing tersebut akan dikirimkannya pada H-2 Iduladha.
"Saya belum pernah kurban sapi. Ditambah lagi, kata penjual, sepertiny PMK lebih banyak menyerang ke sapi dibanding kambing," ucapnya.
Pembeli lain, Baihaqi (35) mengaku, bila ia baru sebatas survei untuk mengecek harga dan kualitasnya. Namun demikian ia mengaku sudah mantap bakal membeli kambing di tempat itu.
"Di sini kan banyak penjual kambingnya, hewannya juga sehat kebanyakan di sini kambing," terangnya.
Soal PMK, baginya tak begitu menjadi masalah. Menurutnya, pedagang hewan kurban juga hanya menjual hewan sehat. Selain itu, ia juga akan memilih dengan sebaik-baiknya.
"Setelah itu saya serahkan ke musala, di sana juga diolah takmir dengan baik," jelasnya. (iwn/TRIBUN JATENG CETAK)