Berita Nasional
Ketua RT Kesal Dekoder CCTV Pos Satpam Diganti, Mahfud MD: Banyak Kejanggalan
Insiden saling tembak antara polisi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/20
"Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini. Sama sekali nggak ada laporan, nggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," ujar dia.
Hingga tadi malam saat berita ini ditulis, belum ada penjelasan dari polisi mengenai keterangan Seno itu.
Tribun Network sudah menghubungi Kapolres Jakarta Selatan lewat pesan teks, namun pesan yang dikirim tidak dijawab.
Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto merasa aneh dengan pernyataan Ramadhan terkait kasus penembakan Brigadir Yosua.
Menurut Bambang, penyataan Brigjen Ramadhan itu tidak masuk akal. Menurutnya aneh jika seorang ajudan berani melecehkan istri bosnya.
Mengingat, Yosua sudah dua tahun melakukan pengawalan kepada istri jenderal bintang dua tersebut.
"Sangat aneh, logikanya Kadiv Propam itu pimpinannya dan secara level sangat jauh Brigadir dengan jenderal," kata Bambang Rukminto saat dikonfirmasi, Selasa (12/7).
Bambang mengatakan Brigadir Yosua telah bertugas mengawal keluarga Irjen Ferdy Sambo sejak dua tahun terakhir. Dia bilang kedekatan antara Brigadir Yosua dan pihak keluarga Sambo sudah terjalin.
"Mengapa pelecehan itu baru terjadi dan berada di rumah dinas Kadiv Propam? karena pada dasarnya prinsip kejahatan itu pasti terjadi karena peluang. Bukankah peluangnya lebih banyak di luar rumah daripada di rumah dinas?" ungkap Bambang.
Lebih lanjut, Bambang menyatakan tidak sembarang orang bisa dekat dengan keluarga pejabat Polri. Karena itu, pelecehan terhadap sang istri dinilai sangat janggal.
"Menjadi sangat aneh bila tiba-tiba pelaku menjadi berubah, berani melecehkan istri pimpinan di rumah dinas pimpinan, yang tentu saja ada anggota polisi yang berjaga atau orang-orang lain di kediaman," jelas dia.
Bambang pun meminta Polres Metro Jakarta Selatan mengusut tuntas kasus tewasnya Brigadir Yosua. Pemeriksaan saksi diminta tidak fokus pada istri Kadiv Propam dan pelaku penembakan, Bhayangkara Dua (Bharada) E.
"Kalau kemudian yang menjadi saksi hanya istri Kadiv Propam dan pelaku, ini juga sangat lemah karena sulit untuk obyektif. Apakah di rumdin (rumah dinas) hanya mereka bertiga saja?," katanya.
Bukan hanya Bambang yang melihat ada banyak keanehan. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD melihat hal serupa.
Menurutnya banyak janggal dalam proses penanganan kasus polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Penjelasan Polri dalam kasus itu menurut Mahfud juga tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat.