Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Purbalingga

Fisip Unsoed Ungkap Problematika Anak Korban Covid-19 di Purbalingga, Mulai Kesepian Hingga Emosi

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unsoed memberikan sejumlah masukan kepada Pemkab Purbalingga

Ist. Pemkab Purbalingga
Dr Tyas Retno Wulan (kerudung biru) selaku dosen Jurusan Sosiologi Fisip Unsoed saat memberikan sejumlah masukan kepada Pemkab Purbalingga terkait problematika anak-anak yang ditinggal orang tua (meninggal) akibat pandemi Covid-19, Senin (18/7/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unsoed memberikan sejumlah masukan kepada Pemkab Purbalingga terkait problematika anak-anak yang ditinggal orang tua (meninggal) akibat pandemi Covid-19.

Masukan ini didasarkan pada riset yang dilakukan Fisip Unsoed kerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga dalam program Mahasiswa Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

Dr Tyas Retno Wulan SSos MSi selaku dosen Jurusan Sosiologi Fisip Unsoed membimbing mahasiswanya melakukan riset tentang Model Perlindungan Anak Korban Pandemi Covid-19 Berbasis Pengarusutamaan Gender dan Kearifan Lokal. 

"Rencanannya kami lakukan riset ini dua tahun.

Tahun pertama ini akan mengidentifikasi problematika. 

Kemudian memetakan kebijakan stakeholder yang mungkin nanti bisa berjejaring. 

Di tahun kedua nanti kita bikin model perlindungan kepada anak korban Covid-19 Berbasis Pengarusutamaan Gender dan Kearifan Lokal," ujar Dr Tyas saat pemaparan, Senin (18/7/2022) di Ruang Rapat Bupati.

Ia mengungkap, dari 1085 orang meninggal akibat Covid-19 di Purbalingga ada lebih dari 200 anak yang menjadi yatim/piatu/yatim-piatu.

Para orang tua yang meninggal yakni 45 persen ibu, 50 persen ayah dan 5 persen ayah-ibu. 

Usia anak paling banyak di rentang 11-15 tahun yakni SMA/SMK 27 persen, belum sekolah 2 persen, SD 40 persen dan SMP 31 persen.

"Orang tua yang meninggal didominasi masih usia produktif. 

Ayah dominan meninggal di rentang usia 39-48 tahun (38 persen), sedangkan ibu di rentang usia 35-44 tahun (61 persen). 

Jadi banyak ibu-ibu muda yang meninggal," katanya kepada Tribunbanyumas.com, dalam rilis. 

Sedangkan pendapatan orang tua/pengasuh mereka saat ini umumnya cukup rendah.

Dari 124 responden, 66 diantaranya memiliki pendapatan orang tua/pengasuh di bawah Rp 1 juta per bulan. 

Pekerjaan pengasuh didominasi ibu rumah tangga.

"Terkait dengan sikap teman/lingkungan sekitar, mereka mendapatkan dukungan yang baik.

Meskipun ada yang menjauh karena takut tertular, akan tetapi paling banyak adalah yang memberi dukungan moral," jelasnya.

Meski demikian, lebih detail ia mengungkap ada sejumlah problematika yang dialami anak-anak.

 Diantaranya sedih (39,5 persen), kesepian (12,1 persen), merasa kehilangan (25 persen), mudah emosi (3,2 persen), dan selalu teringat sosok orang tua (8,9 perseb) sisanya tidak menjawab.

Sedangkan solusi yang mereka pecahkan sendiri yakni dengan bermain dengan teman (47,6 persen), beribadah/doa (17,7 persen), ziarah (2,4 persen), berfikir positif (4,8 persen), nonton/dengarkan musik (6,5 persen) dan lainnya (21 persen).

Penelitian ini juga mengungkap pendapat tentang bantuan yang diberikan pemerintah.

Jawabannya beragam, ada yang mengaku belum mendapatkan, atau sudah mendapatkan tapi masih kurang. 

Bantuan yang dimaksud yakni Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi).

Akan tetapi secara umum berpendapat sudah cukup baik, karena sudah ada perhatian meskipun mendapatkan Rp 200 ribu per bulan. 

PKH, PIP cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Akan tetapi ada yang mengeluhkan keberatan mengumpulkan nota pembelian. 

"Sudah cukup baik akan tetapi belum ada tindaklanjut bantuan pelatihan/kursus," imbuhnya.

Dari hasil riset tersebut, Fisip Unsoed memberikan sejumlah saran kepada Pemkab Purbalingga. 

Diantaranya, perlu dilakukan pendampingan sosial, psikologi maupun ekonomi kepada anak-anak. 

Disamping itu juga perlu adanya pendataan menyeluruh di semua desa terkait anak korban Covid-19. 

Sinergi antar lembaga dan pemangku kepentingan membantu pemulihan kondisi sosial ekonomi anak juga perlu dilakukan.

"Selanjutnya perlu menyusun kebijakan perlindungan anak korban Covid-19 berbasis pengarusutamaan gender dan kearifan lokal," katanya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Purbalingga R Imam Wahyudi SH MSi mengucapkan terimakasih atas riset yang dilakukan Fisip Unsoed terkait problematika anak korban pandemi Covid-19 di Purbalingga. 

Program atau hasil dari kegiatan MBKM ini menjadi suatu referensi yang sangat bermanfat dalam rangka merumuskan suatu kebijakan, kemudian membuat suatu kegiatan dan mengalokasikan anggaran.

Sebagai langkah awal, Ia meminta kepada Dinsos untuk melakukan pendataan secara lengkap dan sistematis terkait anak-anak korban Covid-19 di Purbalingga ini. 

"Hasil penelitian ini nanti bisa dibahas secara khusus untuk tindaklanjutnya," katanya. (jti)

Baca juga: PSIS Kenalkan Sponsor Keempat Jelang Liga 1 2022/2023

Baca juga: Maskapai Wings Air Siap Terbang di Bandara JB Soedirman Purbalingga, Berikut Ini Rutenya

Baca juga: Pedagang di Kendal Mulai Resah, Keluhkan Tingginya Harga Cabai, Kol Hingga Telur

Baca juga: Program LG Loves School, Tingkatkan Fasilitas Kelas Industri dan Bantuan ke SMKN 1 Warungasem Batang

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved