Tindakan Keras Pelacakan Kontak Pasien Covid di China Picu Protes Warga
84 rumah di sebuah kompleks apartemen di distrik Liwan Guangzhou dibuka paksa, dalam upaya untuk menemukan kontak dekat yang bersembunyi di dalam.
Meski demikian, pihak berwenang di Beijing telah mengambil pendekatan yang lebih lembut, khawatir dapat memicu kerusuhan di ibu kota menjelang kongres partai kunci akhir tahun ini.
Terlebih dalam waktu dekat, presiden dan pemimpin partai Xi Jinping diperkirakan akan menerima masa jabatan 5 tahun ketiga, di tengah pertumbuhan ekonomi yang secara radikal lebih lambat, dan pengangguran di antara lulusan perguruan tinggi dan pekerja migran.
Persyaratan bahwa hanya orang yang divaksinasi yang dapat memasuki ruang publik dengan cepat dibatalkan minggu lalu. Hal itu dilakukan setelah penduduk kota mencelanya karena diumumkan tanpa peringatan dan tidak adil bagi mereka yang belum mendapatkan vaksin.
Strategi 'nol-covid' dibenarkan seperlunya untuk menghindari wabah yang lebih luas di antara populasi yang memiliki paparan virus yang relatif sedikit dan kekebalan alami yang kurang.
Meskipun tingkat vaksinasi China berkisar sekitar 90 persen, jumlah itu jauh lebih rendah di antara orangtua. Pertanyaan juga diajukan tentang kemanjuran vaksin yang diproduksi di dalam negeri China.
Perbatasan nasional China sebagian besar tetap tertutup. Meskipun pariwisata domestik telah meningkat, perjalanan di seluruh negeri tetap tunduk pada serangkaian peraturan, dengan pembatasan karantina yang terus berubah.
China juga mengatur perjalanan dan akses ke tempat-tempat umum melalui aplikasi kode kesehatan di smartphone warga, yang harus diperbarui dengan pengujian rutin.
Aplikasi ini melacak pergerakan seseorang sebagai bentuk pelacakan kontak, memungkinkan penerapan pemantauan publik lebih lanjut. Langkah-langkah tersebut tetap berlaku meskipun tingkat infeksi relatif rendah.
Komisi Kesehatan Nasional China pada Selasa (19/7), mengumumkan sebanyak 699 kasus baru penularan domestik yang terdeteksi selama 24 jam sebelumnya, di mana sebagian besar tidak menunjukkan gejala. (Kompas.com)