Perundungan
Bermula Dari Dipaksa Teman Setubuhi Kucing dan Direkam, Bocah SD Tak Mau Makan Hingga Meninggal
Seorang bocah SD depresi tak mau makan dan minum hingga meninggal dunia dalam perawatan di RS Minggu (18/7/2022) lalu.
TRIBUNJATENG.COM, TASIKMALAYA - Seorang bocah SD depresi tak mau makan dan minum hingga meninggal dunia dalam perawatan di RS Minggu (18/7/2022) lalu.
Ia depresi karena videonya menyetubuhi kucing tersebar dan viral di media sosial.
Bocah kelas V SD berinisial F (11) di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dipaksa teman-temannya bersetubuh dengan kucing.
Aksi itu kemudian direkam menggunakan ponsel temannya pada pekan lalu.
Baca juga: Shin Tae-yong Sebut Timnas U19 Indonesia Kekurangan Pemain untuk Piala Dunia U20 2023
Baca juga: Pertarungan Maut 3 vs 1 Komplotan Pencuri Lawan Seorang Dituduh Informan Polisi, 2 Tewas
Baca juga: Cuaca Dieng dan Wonosobo Hari Ini Kamis 21 Juli 2022
Selain menjadi korban perundungan selama masih hidup, bocah itu diketahui kerap dipukuli oleh teman-teman bermainnya.
Korban merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
"Sepekan sebelum meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan (dia) di-bully teman-temannya semakin menjadi-jadi."
"Anak saya jadi malu, tak mau makan minum, melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan," jelas ibu kandung F, T (39), saat dihubungi, Rabu (20/7/2022).
F sempat mengaku ke ibu kandungnya dipaksa menyetubuhi kucing dengan disaksikan teman-temannya sambil diolok-olok dan direkam oleh para pelaku.
Saat sedang depresi dan tak mau makan dan minum, korban sempat mengeluh sakit tenggorokan sampai akhirnya meninggal dunia.
"Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukul oleh mereka. Sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)," tambah dia.
Usai kejadian itu, keluarga para pelaku perundungan sempat datang ke rumah dan meminta maaf.
Pihak keluarga mengaku sudah ikhlas dengan kepergian anaknya dan meminta hal ini tak terjadi lagi.
"Saya minta jangan lagi ke anak lainnya," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, membenarkan kejadian perundungan hingga korban meninggal dunia.