Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kim Jong Un Pamer Rudal Hipersonik Korut

Kim Jong Un dalam pidatonya bahkan berjanji membangun persenjataan nuklir Korut dalam 'kecepatan kilat'.

Editor: Vito
KCNA via KNS/AP PHOTO via Kompas.com
Rudal balistik antarbenua Hwasong-17 yang baru dibuat Korut dipamerkan dalam parade militer untuk menandai ulang tahun ke-90 tentara Korut di Lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, Korut, 25 April 2022. 

"Misi mendasar dari kekuatan nuklir Korea Utara adalah untuk mencegah perang. Tetapi penggunaannya tidak pernah dapat dibatasi pada misi tunggal," tambah Kim.

"Jika ada kekuatan yang mencoba melanggar kepentingan fundamental negara kita, kekuatan nuklir kita harus secara meyakinkan menyelesaikan misi kedua yang tak terduga," kata Kim, sebagaimana dilansir The Sun, Selasa (26/4).

Dalam pidato terbarunya, Kim Jong Un menyatakan, negaranya siap mengerahkan senjata nuklir dalam setiap bentrokan militer, termasuk dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).

Menurut dia, angkatan bersenjata Korut benar-benar siap untuk setiap krisis. "Senjata perang nuklir negara kami juga siap untuk memobilisasi kekuatan absolutnya dengan percaya diri, akurat, dan sesuai dengan misinya," kata Kim Jong Un, dalam pidato pada Rabu (27/7), yang dikutip media pemerintah Korea Central News Agency (KCNA).

Kantor berita AFP melaporkan, ancaman terbaru Kim Jong Un datang ketika Korsel dan AS meningkatkan latihan militer bersama, yang selalu membuat marah Korut, karena Pyongyang menganggapnya sebagai latihan untuk invasi.

Pekan ini contohnya, militer AS mengadakan latihan tembak langsung menggunakan helikopter canggih Apache yang ditempatkan di Korsel untuk kali pertama sejak 2019.

Kim Jong Un juga mengecam presiden baru Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, yang menjabat sejak Mei 2022, dan berjanji bersikap lebih keras terhadap Korsel.

"Berbicara tentang aksi militer terhadap bangsa kita, yang memiliki senjata mutlak paling mereka takuti, adalah tindakan tidak masuk akal dan menghancurkan diri sendiri yang sangat berbahaya," ujar Kim Jong Un, tentang pemerintahan Yoon Suk-yeol, yang dia sebut sebagai kelompok gangster.

"Upaya berbahaya seperti itu akan langsung diganjar hukuman oleh kekuatan kita, dan pemerintahan Yoon Suk-yeol serta militernya akan dimusnahkan," lanjut Kim.

Adapun, Korut tahun ini memecahkan rekor uji coba senjata hingga mendapatkan sanksi, termasuk menembakkan rudal balistik antarbenua dari jarak penuh untuk kali pertama sejak 2017.

Program rudal balistik dan senjata nuklir Korut dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, yang telah menjatuhkan sanksi pada negara tersebut. Korut tercatat telah melakukan 13 putaran uji coba senjata tahun ini, termasuk peluncuran Hwasong-17 yang diklaimnya.

Diketahui, pembicaraan nuklir antara Korut dan AS terhenti sejak KTT Kim Jong Un dan presiden AS saat itu Donald Trump pada Februari 2019 gagal, karena tidak tercapai keringanan sanksi dan apa yang Korut bersedia berikan sebagai imbalannya.

Pejabat AS dan Korsel mengatakan ada tanda-tanda konstruksi baru di satu-satunya situs uji coba nuklir Korut yang telah resmi ditutup sejak 2018.

Gambar satelit oleh Maxar sejak Maret lalu tampak menunjukkan pekerjaan perbaikan yang terjadi di situs Punggye-ri. Kegiatan itu mungkin menunjukkan bahwa Pyongyang dapat bersiap untuk melanjutkan pengujian senjata nuklir. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved