Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Bareng Radio Komunitas, Ganjar Ngopi di Lereng Merapi

opi adalah salah satu komoditas yang menarik untuk teman nongkrong bareng. Apalagi jika dinikmati di lereng gunung sambil ngobrol.

Penulis: hermawan Endra | Editor: rival al manaf
istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) dan masyarakat pengelola desa wisata di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Sabtu (30/7/2022) sore. 

Itu memberi informasi agar tim evakuasi maupun unit search and rescue unit segera kel lokasi.

"Bahkan informasi yang diberikan sangat detail termasuk kondisi sekitar, perilaku masyarakat, dan hal yang belum dapat dicover oleh pemerintah."

"Ini perlu sih dibantu dikembangkan dan jejaring dengan para pengambil keputusan," kata Ganjar.

Selain berbicara mengenai radio komunitas, Ganjar juga berdialog mengenai potensi desa di lereng Merapi itu.

Di antaranya adalah produk kopi yang beragam seperti kopi Lencoh yang mengolah biji kopi dari tanaman kopi peninggalan Belanda.

Juga kopi Pasah yang sempat dicicipi oleh Ganjar. Kopi Pasah dinamai oleh penjual sesuai daerah asalnya. 

"Ternyata di Selo, di lereng Merapi ini menarik ya, banyak daerah-daerah yang eksotis, tempat-tempatnya indah. Ada desa wisata, Bukit Sanjaya namanya. Kopinya ternyata warna-warni. Artinya banyak macam-macam kopi yang tumbuh enak di sini," ungkapnya.

Aneka macam kopi dan keindahan daerahnya dilihat oleh Ganjar sebagai potensi besar untuk dikembangkan. Warga sendiri sudah mulai dengan membuat desa wisata dan berbagai macam olahan kuliner.

Baca juga: Hendi Ingin Kota Semarang Jadi Gudang Pemain Muda Berbakat

Baca juga: Dinkes Mulai Data Kebutuhan Booster Kedua untuk Nakes di Kota Semarang

Baca juga: Video Alphard Hitam Terbakar Sisakan Rangka di Kebon Polo Ungaran Semarang

Mereka juga mulai melengkapinya dengan suvenir yang bisa dibeli oleh pengunjung.

"Cuma rasa-rasanya mereka butuh dibantu. Tadi ada yang bilang butuh mesin roasting dan lainnya. Home stay juga mulai dibuat, ada tiga ratusan di sini. Tadi kami kasih catatan, misal spreinya harus putih, terus standardisasi yang harus dilakukan, musti bersih, pengelolaannya musti ramah dan sebagainya," jelasnya.

Ia menambahkan, pengembangan potensi desa di lereng gunung itu bisa menjadi sangat menarik. Selain menikmati pemandangan, warga juga dapat membuat pertunjukan-pertunjukan seperti musik yang melibatkan grup atau kelompok dark daerah sekitarnya.

"Mereka bisa mengundang grup-grup band dari sekitar, ini justru yang diundang dari Jogja. Artinya desa-desa ini akan sangat menarik dengan bisa menikmati tidak hanya pemandangan tetapi juga kuliner termasuk kopi," katanya. (*) 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved