Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Wisata Kuliner di Semarang, Cara Generasi Ketiga Asem-Asem Koh Liem Pertahankan Cita Rasa

Asem-asem Koh Liem menjadi salah satu kuliner yang melegenda di Semarang.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
Kegiatan demo memasak asem-asem daging bersama Modena dan sejumlah ibu PKK di lobi Mitra10 Semarang, Jumat (29/7/2022). Eko Utama dan Suharti berbagi teknik memasak asem-asem daging agar memiliki kematangan yang pas dan takaran yang sesuai 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Asem-asem Koh Liem menjadi salah satu kuliner yang melegenda di Semarang.

Warung makan yang terkenal dengan sajian asem-asem daging sapi itu berdiri sejak tahun 1978, yang artinya tahun ini telah memasuki usia ke-44.

Eko Utomo merupakan cucu pendiri Asem-Asem Koh Liem (Piek Swie Liem) menjadi generasi ketiga yang kini mengelola warung kuliner dengan cita rasa khas tersebut.

Dia mulai mengelolanya sejak tahun 2013, dibantu ibunya bernama Suharti.

Baca juga: 3 Rekomendasi Mie Ayam Enak dan Murah di Banyumas, Ini Alamat Warungnya

"Saya generasi ketiga, dibantu mami.

Kalau mami saya generasi kedua," kata Eko di sela kegiatan demo memasak asem-asem daging bersama Modena dan sejumlah ibu PKK di lobi Mitra10 Semarang, Jumat (29/7/2022).

Sampai ke generasi ketiga, Eko mengatakan tetap mempertahankan keontetikan rasa asem-asem Koh Liem.

Asem-asem daging tersebut memiliki kekhasan rasa yang segar dengan campuran asem jawa, tomat, dan belimbing wuluh.

Sementara daging dan urat juga menjadi komponen yang tampak, di samping bubuhan cabai rawit merah utuh dan irisan cabai teropong merah yang mempercantik tampilan dan rasa pedas segar apabila mengunyahnya.

Untuk kuah, ditambahkan kecap untuk memberikan rasa manis.

Adapun rasa semakin kuat dengan resep rahasia yang diwariskan turun-temurun.

"Untuk mempertahankan cita rasa itu tanganan (tangan).

Jadi kita masak itu tanganan, turun-temurun kami yang dapat terus.

Kemudian kami tetap pakai cara tradisional, sejak dulu tidak ada perubahan.

Kalau orang mau daging dipresto, kami tidak," jelas dia kepada tribunjateng.com dalam mempertahankan cita rasa asem-asem Koh Liem.

Dia menambahkan, untuk menjaga resep rahasia yang diberikan keluarga secara turun-temurun sendiri setiap harinya hanya diracik olehnya bersama ibunya.

Meski, ia kini memiliki dua otlet yakni di jalan Karanganyar, Gabahan Semarang dan cabang di Kampung Kali.

Adapun dua outlet tersebut memiliki total sebanyak 60 karyawan.

"Resep rahasia hanya diketahui kami (keluarga), dibuat sendiri tidak ada yang lain," ujarnya.

Di sisi itu ia melanjutkan, setiap harinya dua outlet miliknya itu menghabiskan sekitar 20 kilogram daging sapi.

Adapun menu di warung makannya tidak hanya tersedia menu asem-asem, tetapi ada cumi saos mentega, udang saos mentega, dan lain-lain.

"Orang luar kota biasnya tahunya di sini asem-asem," sebutnya.

Sempat Terdampak Pandemi

Di sisi lain di tengah pandemi Covid-19, Eko memaparkan Warung Makan Asem-Asem Koh Liem juga sempat merasakan dampak sepinya warung.

Terlebih saat diberlakukan PPKM, menurutnya terjadi penurunan baik omzet maupun kunjungan hingga 70 persen.

Menurutnya, penjualan secara daring dan jasa titip cukup membantu hingga membuat warung makan legendaris tersebut tetap bertahan.

"Pandemi pengaruh, dua tahun bertahan saja sudah bagus.

Kami masih diuntungkan dari online dan pesanan frozen ke luar kota, kami kirim juga. Perhari sampai 50 (porsi) karena kami terima jastip juga, mereka jual sendiri dengan harga berbeda sampai Rp 60 ribu.

Kalau harga di langsung kan Rp 44 ribu," ungkapnya.

Sementara itu, Eko mengaku bersyukur rumah makannya tetap bertahan hingga kini.

Menurutnya kondisi rumah makan saat ini sudah semakin membaik dengan kunjungan yang mendekati normal.

"Kalau sekarang ini sudah membaik, sudah sekitar 85 persen.

Yang datang dari luar kota sudah banyak," tukasnya. (idy)

Foto: Kegiatan demo memasak asem-asem daging bersama Modena dan sejumlah ibu PKK di lobi Mitra10 Semarang, Jumat (29/7/2022). Eko Utama dan Suharti berbagi teknik memasak asem-asem daging agar memiliki kematangan yang pas dan takaran yang sesuai. Tribun Jateng/Idayatul Rohmah

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved