Berita Sukoharjo
Kampung Gitar di Sukoharjo, Surga bagi Pecinta Alat Musik
Tak seperti desa umumnya, Desa Ngrombo, Baki, Sukoharjo punya sisi lain yang unik.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: sujarwo
Hingga ia memutuskan membuka usaha pembuatan gitar secara mandiri, setelah sempat tiga tahun bekerja di tempat orang.
"Pernah kerja terus buka usaha sendiri, " katanya

Ia menumpuk gitarnya di rumah hingga hampir setiap ruang dipenuhi gitar. Tidak susah baginya untuk memasarkan gitar. Ada pengepul yang setiap beberapa hari sekali mengambil dagangannya.
Hanya di masa pandemi Covid 19 dua tahun ini, usahanya ikut lesu. Jika biasanya, dalam seminggu ia bisa memproduksi 8 lusin gitar, saat ini hanya 4 lusin karena sepinya permintaan.
Ia juga terpaksa mengistirahatkan sejumlah pekerjanya karena tidak ada lagi yang bisa dikerjakan.
Gitar yang ia beri merk Lignum ini sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, misal Jakarta, Jawa Timur, Makasar, Pontianak hingga mancanegara Malaysia.
"Saya juga pasarkan online, " katanya
Purwanto bukan satu-satunya pengrajin gitar di desa itu. Satu RT di kampungnya saja, ada 70 lebih keluarga yang menggantungkan mata pencahariannya dari membuat gitar.
Belum RT atau dukun lain di desanya yang juga merata.
Produk gitarnya dijual dengan harga beragam, mulai Rp 135 ribu hingga Rp 350 ribu tergantung model atau kualitas bahan.
Dari usaha skala rumahan yang merata di desa itu, jarang sekali ada warga yang merantau untuk mencari pekerjaan di kota.
Industri itu telah membuka banyak lapangan kerja. Bahkan, pengusaha gitar di desanya banyak mendatangkan pekerja dari luar kota karena terbatasnya tenaga kerja di desa.
"Malah orang luar yang merantau untuk bekerja di sini, " katanya. (*)