Berita Semarang
Mengenal KRI Spica Kapal Perang TNI AL dengan Peralatan Tercanggih di Asia
KRI Spica juga dinobatkan sebagai kapal dengan peralatan tercanggih di Asia lantaran memiliki peralatan hidro oseanografi. KRI Spica ditumpangi 47 per
Penulis: budi susanto | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - KRI Spica bersandar di Dermaga Samudera 2 Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Selasa (2/8) sekitar pukul 07.30 WIB.
KRI berjenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV) itu memiliki panjang 60 meter dengan lebar 11,3 meter.
Dengan persenjataan lengkap dan puluhan personel, KRI Spica jadi perhatian masyarakat kala bersandar.
Kapal perang dengan nomor lambung 934 itu dibuat di galangan OCEA, Les Sables-d'Olonne, Prancis pada 2015 silam.
KRI Spica juga dinobatkan sebagai kapal dengan peralatan tercanggih di Asia lantaran memiliki peralatan hidro oseanografi. KRI Spica ditumpangi 47 personel yang punya keahlian khusus dalam bidang hidro oseanografi.
"Kapal ini dipersenjatai dua senapan mesin berat berkaliber 12,7 milimeter, yang sanggup menjangkau jarak 500 meter yang merupakan senjata anti permukaan," paparnya, Selasa.
Selain itu, Letkol Laut (P) Indragiri menerangkan, KRI Spica juga dibekal satu meriam rheinmetall berkaliber 20 milimeter.
Senjata tersebut bisa menjangkau jarak 2 hingga 3 kilometer dan lebih efektif menembak sasaran.
Hal yang paling istimewa, jelasnya, KRI Spica ditunjang dengan perangkat single beam echo sounder jenis Kongsbergs EA600 dan multibeam systems EM2040 serta EM302.
"Sebagai kapal riset dan survei, KRI Spica punya kapal selam tanpa awak atau Autonomous Underwater Vehicle (AUV) bertipe Kongsberg Maritimes Hugin 1000. Perangkat tersebut sering disebut Remotely Operated Vehicle (TOV) yang bisa menjalankan misi survei bawah air hingga kedalaman 1.000 meter," jelas dia.
Menyoal nama KRI tersebut, Komandan KRI SPICA 934, Letkol Laut (P) Indragiri Yani menerangkan, nama tersebut diambil dari nama bintang paling terang pada rasi bintang Virgo, yaitu Spica.
Ia juga menyebutkan, KRI Spica telah melaksanakan sejumlah misi baik pemetaan, survei hingga misi pencarian.
Di antaranya pencarian black box pesawat Lion Air di Laut Jawa beberapa waktu lalu, ekspedisi Jala Citra 2021 Aurora, dengan hasil penemuan beberapa gunung bawah laut Halmahera.
Lalu ada juga sejumlah misi survei untuk memastikan keselamatan jasa navigasi laut.
KRI Spica ditenagai dua mesin diesel 8V 4000 M53 untuk dua propeller. Kapal tersebut bisa melaju hingga kecepatan maksimum 14 knots.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/kri-spica-lambung.jpg)