Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kluliner Pati

Ke Pati Harus Mencicipi Nasi Gandul, Nasi Putih Disiram Kuah Daging Kaya Rempah yang Khas

Jika membahas kuliner khas Kabupaten Pati, Jawa Tengah, nasi gandul alias “sega gandhul” adalah sajian yang paling populer dan jadi andalan

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Seporsi nasi gandul berlauk daging sapi dengan lauk pendamping berupa tempe yang digoreng kering. 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Jika membahas kuliner khas Kabupaten Pati, Jawa Tengah, nasi gandul alias “sega gandhul” adalah sajian yang paling populer dan jadi andalan.

Menu yang tampilannya sepintas mirip nasi semur daging ini berasal dari Desa Gajahmati, Kecamatan Pati.

Dikutip dari situsweb Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Pati, asal-usul penamaan nasi gandul merupakan pemberian dari pembelinya.

Menurut salah satu versi, dahulu pedagang menjajakan nasi gandul menggunakan pikulan berisi kuali di satu sisi dan bakul nasi serta peralatan makan di sisi lain.

Baca juga: Wisata Kuliner di Semarang, Cara Generasi Ketiga Asem-Asem Koh Liem Pertahankan Cita Rasa

Baca juga: Mencicipi Kuliner Khas Jepara Pindang Serani, Kuahnya Segar Kaya Rempah

Pikulan itu digotong berkeliling untuk dijajakan sehingga naik-turun seirama langkah penjualnya.

Hal ini dalam bahasa Jawa disebut gondal-gandul (menggantung dan berayun-ayun).

Dari situlah sajian ini dinamakan nasi gandul.

Disajikan di atas piring yang dilapisi daun pisang, nasi gandul berisi nasi putih, daging atau jeroan sapi sebagai lauk, guyuran kuah bersantan yang kaya rempah, serta taburan bawang goreng sebagai pelengkap.

Nasi gandul juga lumrahnya disajikan dengan tambahan kecap dan sambal.

Seporsi nasi gandul berlauk daging sapi dengan lauk pendamping berupa tempe yang digoreng kering.
Seporsi nasi gandul berlauk daging sapi dengan lauk pendamping berupa tempe yang digoreng kering. (TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal)

Cita rasa nasi gandul yang gurih dan manis lebih lezat dinikmati dengan tempe goreng kering.

Biasanya di warung-warung nasi gandul memang disediakan lauk pendamping berupa tempe yang digoreng kering, perkedel, dan telur.

Di area Pati Kota, warung nasi gandul sangat mudah ditemukan.

Selain di Desa Gajahmati yang merupakan daerah asal kuliner ini, warung nasi gandul juga banyak di tepi-tepi jalan protokol.

Kuliner ini bisa ditemui sepanjang hari.

Bisa disantap pagi, siang, sore, maupun malam.

Beberapa warung nasi gandul buka 24 jam.

Di belakang Halte Puri, Jalan Diponegoro, juga terdapat deretan warung-warung yang semuanya menjajakan nasi gandul.

Satu di antaranya ialah Warung Makan “Mbak Ti” yang berada di sisi paling barat. Warung ini buka 24 jam.

Pemilik warung, Kiswati, mengatakan bahwa ia sudah berjualan nasi gandul sejak 1977.

“Tapi dulu tempatnya di sebelah GOR,” ujar dia saat diwawancarai, Senin (11/4/2022) malam.

Kiswati mengatakan, di warungnya ia menyajikan nasi gandul dengan varian lauk lengkap.

Selain daging, ada aneka jeroan sapi. Di antaranya otak, paru, limpa, lidah, dan iso (usus).

“Harganya seporsi Rp 20 ribu sudah termasuk minuman. Saya buka setiap hari, 24 jam,” tutur dia.

Kiswati mengatakan, ia tidak bisa menghitung bisa menjual berapa porsi nasi gandul per harinya.

Bisa mencapai ratusan porsi per hari.  (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved