Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Gus Nasrul Ungkap Kiat Santri Hebat Tampil Dalam Bahtsul Masail PP Balekambang Jepara

Sebagai upaya meningkatan intelektualitas dan menambah wawasan santri Mahad Aly, Pondok Pesantren Balekambang Jepara Jateng, mengadakan pelatihan Baht

Editor: m nur huda
Istimewa
Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Tengah Dr KH Nasrulloh Afandi, Lc, MA sebagai pemateri pelatihan Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Balekambang Jepara Jateng,Jumat (12 /8/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Sebagai upaya meningkatan intelektualitas dan menambah wawasan santri Mahad Aly, Pondok Pesantren Balekambang Jepara Jateng, mengadakan pelatihan Bahtsul Masail, Jumat (12/8/2022) di Kampus Mahad Aly setempat.

Pelatihan Bahtsul Masail diikuti oleh semua santri putra-putri Mahad aly tersebut.

Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Tengah Dr KH Nasrulloh Afandi, Lc, MA sebagai pemateri menegaskan, bahwa istilah bahtsul masail adalah khas tradisi Islam Indonesia yang digagas oleh para kiyai NU beberapa bulan setelah berdirinya NU.

Di negara -negara bagian Timur Tengah, tutur Gus Nasrul, sapaan akrabnya-, lebih dikenal dengan istilah ijtihad jama’i (ijtihad kolektif) dengan syarat keilmuan sangat ketat.

“Untuk berkualitasnya bahtsul masail, selain melestarikan metode bahtsul masail NU, yakni metode Qauli, Ilhaqi, Manhaji,” tutur Gus Nasrul yang juga Wakil Ketua Komisi Kerukunan Antar Ummat Beragama MUI Pusat itu.

Tetapi seiring perkembangan sains dan teknologi, serta semakin kompleksnya permasalahan fikih yang butuh jawaban, kata Gus Nasrul, maka analisis ushul fikih, dan penyertaan qoidah fikih, serta berpuncak pada analisis maqashid syariah, merupakan solusi tepat dalam bahtsul masail di era modern.

“Karena, berbagai permasalah fikih modern, tidak akan bisa ditemukan dalam kitab-kitab fikih madhab, contoh sederhana, hukum membuat obat dari tali pusar bayi (stem cell) , tidak ada satu pun kitab fikih madhab yang terang benderang menjelaskan tentang itu, karena saat kitab fikih madhab ditulis, belum ada teknologi secanggih era ini, tetapi analisis ushul fikih dan maqashid syariah, bisa memberi solusi tepat," jelas Gus Nasrul.

Memang, tutur Gus Nasrul, sudah menjadi rumus nasional, bahwa Bahtsul masail merujuk kepada kitab-kitab madhab mu’tabar atau jika tidak ditemukan, maka mencari nash al-Quran atau hadits.

“Tetapi, ketika belum mendapat solusi, maka analisis dan tarjih (mencari hukum yang unggul) dengan analisa maqashid syariah, adalah solusi yang tepat , dengan tolak ukur mafsadath(Kerusakan) atau maslahat(Kebaikan)," katanya.

Menurutnya, untuk berkualitas dan kondusifnya forum bahtsul masail, ada dua unsur pokok yang perlu diperhatikan.

Pertama unsur panitia, yang merupakan tulang punggung sukses atau tidaknya suatu bahsul masail, dalam standar bahtsul masail meliputi, menyeleksi dan memilih soal bahtsul masail yang berkualitas untuk dibahas. Semakin berbobot soal yang di bahas, semakin berkelas suatu forum bahtsul masail.

Kemudian untuk efektivitas dan daya tarik bahtsul masail, jangan membahas hal yang sudah pernah dibahtsul masailkan di tempat lain. Selain kurang menarik, juga peserta bahsul masail nanti bisa mengutarakan pendapat berdasarkan jawaban dari hasil bahtsul masail sebelumnya. Bertambah tidak menarik lagi forumnya.

Selanjutnya, melibatkan peserta bahtsul masail,  perumus dan dewan Mushochih sesuai dengan kafabilitas keilmuan yang bidang keilmuannya sesuai topik yang di bahas, contohnya bahtsul masail ushul fikih, maka yang dilibatkan adalah ahli ushul fikih, bukan ahli lainnya, kecuali satu atau dua orang yang sifatnya bukan peserta bahtsul masail, melainkan hanya sumber info tambahan. Berbeda dengan Ijtihad Jama’i(ijtihad kolektif) di negara Timur Tengah yang melibatkan berbagai ahli.

Serta menentukan moderator, yang tepat dengan tema yang dikaji dalam bahtsul masail, agar pembahasan tidak melebar, dan waktu menjadi efektif, bukan hanya yang pandai orasi, tapi juga yang faham materi bahstul masaial.

Kedua, unsur peserta, yang merupakan faktor penting untuk berkualitasnya suatu bahtsul masail, dalam standar bahtsul masail meliputi, mengamati soal secara teliti, tepat dan benar,  karena satu kalimat salah difahami, maka jawaban bisa salah sasaran, atau pembahasan menjadi melebar.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved