Berita Banyumas
Yuk Intip Toko Emas Djanoko Purwokerto, Ciri Bangunan Arsitek Belanda Masih Dipertahankan Sejak 1952
Kebanyakan toko emas di Purwokerto adalah bisnis keluarga dan anak-anak dari para pengusaha itu meneruskan usaha orangtuanya.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
Bangunan tersebut cukup terkenal karena banyak yang menganggap menjadi satu ciri gaya arsitektur Belanda di tengah kota.
Dalam perjalanannya, gedung tiga lantai itu sempat mengalami pemunduran karena berdekatan dengan rel kereta api.
"Bangunan itu mundur sekira 4 meter dari jalan utama."
"Pertama mundur pada era 1960-an dan kedua pada era 1970-an."
"Itu karena dahulu toko itu terlalu mepet rel kereta api," terangnya.
Dia mengatakan, Toko Emas Djanoko Purwokerto bisa dianggap sebagai toko emas paling tua di Banyumas.
Patung Djanoko di toko itu dibuat pada 1969 dan masih mempertahankan bentuk aslinya.
Patung itupun saat ini menjadi ikon Toko Emas Djanoko yang berada di persimpangan jalan Pasar Wage Purwokerto.
Pada era 1950 tidak hanya ada Toko Emas Djanoko di sana, tetapi ada cukup banyak toko emas lainnya.
Toko-toko emas itu adalah Srikandi, Bima, dan nama nama tokoh wayang lainnya seperti Kaleksanan, Pamitran dalam satu deret.
"Di dalam rumahnya tembus- tembusan memang usaha toko emas sederet itu dalam satu usaha keluarga."
"Tapi sekarang sudah masing-masing."
"Hanya Djanoko yang menjual emas."
"Sementara lainnya sudah ganti usaha semua," katanya kepada Tribunjateng.com, Senin (15/8/2022).

Baca juga: Personel Brimob Polda Jateng Bersepeda Tempuh 250 Kilometer, Semarang-Pemalang-Purwokerto
Keberadaan toko emas pada waktu itu seperti toko baju di masa sekarang, karena di mana-mana ada.