Berita Semarang
Penjelasan Sekolah Soal Tenggelamnya Catur Prasetya Siswa SMK Ibu Kartini di Pantai Parangtritis
Pihak SMK Ibu Kartini Kota Semarang tak menyangka kunjungan industri yang sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi bakal berujung hilangnya siswa
Diberitakan sebelumnya, Catur Prasetya (17) siswa SMK Ibu Kartini Kota Semarang korban tenggelam di pantai Parangtritis hingga kini masih dilakukan pencarian.
Orangtua korban pasangan Wahono-Sutirah kini hanya bisa pasrah.
Mereka tetap berusaha tegar atas nasib anak lelaki satu-satunya yang mereka miliki.
"Iya , Catur anak keempat dan satu-satunya anak lelaki saya," ujar Wahono (60) di kediamannya Jalan Kumudasmoro Dalam V, RT 2 RW 1 , Bongsari, Semarang Barat, Selasa (16/8/2022).
Ia mengaku, tidak mendapatkan firasat tertentu terhadap kepergian anaknya.
Hanya saja, korban sempat bilang ke kakak perempuannya bahwa tidak akan pulang pada pukul 16.00.
"Iya korban bilang ke kakaknya pada hari sebelum kejadian bahwa tidak ada di rumah jam 4 sore," ucapnya.
Ia mengungkapkan, kabar tenggelamnya korban pertama kali diperolehnya dari kakak korban pada Senin (15/8/2022) bada magrib.
Ketika itu kakak korban menelpon, memberitahukan kondisi Catur namun tak secara rinci lalu menyuruhnya supaya segera pulang.
"Anak perempuan saya telpon minta saya pulang. Saya masih di Simpang Lima, saya ga mau kalau diberitahu tidak secara persis, habis itu diberitahu, saya di jalan panik," bebernya.
Ia mengaku, kaget mendengar kabar tersebut.
Padahal sehari sebelum kejadian sempat meminta dibikinin teh hangat oleh korban.
Bahkan, ia sempat memijit tubuh korban.
"Saya pegang engkelnya kog keras tak tanya dia hanya diam," tuturnya.
Ia menjelaskan, terakhir bertemu dengan anaknya saat mengantarkannya ke SMK Ibu Kartini Jalan Imam Bonjol, Semarang Tengah pada Senin (15/8/2022) pukul 05.30.