Guru Berkarya
Menciptakan Kelas Pembelajaran Geografi yang Dinamis dengan Make A Match
Semoga pengalaman penulis menerapkan model Pembelajaran make a match dapat menginspirasi sehingga siswa
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
Ema Kusumawati, S.Pd., M.Sc.
Guru SMA N 1 Jetis Kabupaten Bantul
Menciptakan Kelas Pembelajaran Geografi yang Dinamis dengan Make A Match
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membentuk kepribadian atau merubah pola tingkahlaku siswa kearah yang lebih baik.
Tolak ukur keberhasilan pendidikan di sekolah selain guru yang profesional juga ditentukan oleh metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran akan membantu guru dalam menyampaikan materi ajar sekaligus mudah diterima oleh peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai seperti yang diharapkan.
Menurut Sutari Imam Barnadib sebagai mana yang dikutip oleh Hasbullah (2009) dalam bukunya “dasar-dasar ilmu pendidikan” bahwa perbuatan mendidik dan dididik memuat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan, yakni: adanya tujuan yang hendak tercapai, adanya subjek manusia (pendidik dan anak didik) yang melakukan pendidikan, yang hidup bersama dalam lingkaran hidup tertentu (mileu), yang menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.
Pada pembelajaran geografi materi persebaran flora dan fauna di Indonesia sering siswa terlihat pasif dan kelas tidak dinamis, sehingga hal ini juga mempengaruhi hasil belajar kurang maksimal.
Maka kemudian penulis mencoba untuk menggunakan menggunakan media gambar hewan dan tumbuhan berupa kartu.
Keuntungan media gambar dapat menterjemahkan ide / gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih realistis, banyak tersedia, mudah digunakan, dan dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran.
Menurut Rusman (2018, hlm. 223) Model pembelajaran make a match merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran kooperatif, yakni bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Model pembelajaran make a match menuntut siswa untuk mencari pasangan kartu soal dan jawaban yang telah dibuat oleh guru, dengan batas waktu yang telah ditentukan agar tercipta kerjasama antar siswa.
Langkah-langkah model pembelajaran make a match adalah : 1) Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep yang cocok untuk sesi review, salah satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; 2) Masing-masing siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang; 3) Masing-masing siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya;
4) Masing-masing siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu, diberi poin; 5) Apabila siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama; 6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya; 7) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pembelajaran.
Model pembelajaran make a match terbukti mampu menciptakan suasana kegembiraan dalam proses pembelajaran, munculnya kerjasama yang merata di seluruh siswa, serta suasana kelas menjadi aktif dan dinamis.
Namun tetap diperlukan bimbingan guru dalam proses pembelajaran, sehingga suasana kelas tidak menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas lain.