Berita Semarang
Kisah Haru Mbah Parno Warga Demak, Pengayuh Becak di Kota Lama Semarang, Sering Belum Makan Seharian
"Dari kemarin pagi saya belum makan, maka dari itu saya terus menawarkan jasa becak," tutur Suparno di Kawasan Kota Lama Semarang.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sembari duduk di becaknya, Suparno (68) menyaksikan keseruan para wisatawan yang tengah mengabaikan momen di Kawasan Kota Lama Semarang.
Lumayan lama pria kelahiran 1954 asal Sumberejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak itu mengamati para wisatawan.
Tak beberapa lama, dia berdiri dari lamunannya.
Topi dia kenakan dan bergegas mendekat para wisatawan.
Baca juga: Hendi Luncurkan Simpul Ekonomi Jawa Sebagai Brand Kota Semarang
"Ibu mau naik becak, Bu?"
"Saya antar berkeliling di kota lama ini," ucapnya secara sopan ke seorang wisatawan yang tengah asyik berfoto bersama keluarganya, Selasa (23/8/2022).
Suparno pun mendapat jawaban singkat dari wisatawan yang ia tawari jasanya.
"Tidak Pak," jawab seorang wisatawan yang Suparno tawari.
Mendengar jawaban itu, pria tua itu tersenyum dan kembali ke becaknya.
Di tengah penantian, Suparno kembali mencoba menawarkan jasanya ke wisatawan.
Tanpa mengenakan alas kaki, dia kembali mencoba keberuntungan.
Namun wisatawan kembali menolak tawaran pria tua berbadan kecil tersebut.
Fisik Suparno juga nampak lemah, meski demikian dia tetap berusaha menawarkan jasanya ke sejumlah wisatawan.
Becak yang Suparno duduki juga dalam kondisi tak bagus.
Jok ditambal plastik, serta beberapa bagian nampak diselimuti karat mewarnai kendaraan becak itu.