Berita Semarang
Pasokan Gandum Tersendat, Operasional Sejumlah Pabrik di Jateng Terdampak
Pasokan gandum ke Indonesia, termasuk Jateng tersendat, sebagai dampak dari konflik Rusia-Ukraina yang belum usai.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pasokan gandum ke Indonesia, termasuk Jateng tersendat, sebagai dampak dari konflik Rusia-Ukraina yang belum usai.
Hal itu berdampak terhadap operasional beberapa pabrik yang selama ini mengandalkan gandum sebagai bahan baku pengolahan produk.
"(Pengiriman ke Jateng-Red) berkurang sekitar 50 persen," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi, Selasa (23/8/2022).
Menurut dia, kebutuhan gandum di Indonesia diimpor langsung dari Ukraina, Rusia, dan sejumlah negara Eropa.
Adapun, kebutuhan gandum di Indonesia sejauh ini terbesar dimanfaatkan beberapa produsen besar untuk produk mie instan dan roti.
Meski demikian, Frans menuturkan, pelaku UMKM juga banyak yang mengandalkan gandum sebagai bahan baku. Berkurangnya pasokan memberikan pengaruh pada pengusaha-pengusaha tersebut.
Mereka semakin dilema di tengah kenaikan harga gandum dan tersendatnya pasokan.
"(Dampaknya) Mereka akan menderita sedikit, tapi tidak terlalu besar. Karena kami tidak tahu persis dunia usaha. Kalau naik terlalu tinggi, masyarakat tidak mau beli, dan dunia usaha juga tidak bisa seenaknya menaikkan harga. Orang tidak beli kita (pelaku usaha-Red) rugi," ucapnya.
"Tapi perlu diingat juga, mereka yang punya pabrik mie ataupun roti pastinya sedang mencari jalan lain. Ada beberapa negara yang memiliki ketersediaan gandum yang cukup, walau harga dan biaya pengirimannya yang mahal," sambungnya.
Frans menyatakan, tersendatnya pasokan gandum juga menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan.
Selain itu, hal ini juga menjadi tantangan para ahli untuk melakukan riset pangan.
"Yang penting ini menjadi tantangan bagaimana bisa membuat tepung yang baik. Jadi sekarang ini saatnya bangsa kita memikirkan teknologi. Kami sudah minta kepada pemerintah supaya menyiapkan bahan baku. Tanpa bahan baku, daya saing kita lemah," imbuhnya. (idy/TRIBUN JATENG CETAK)