Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Paryanto Tambal Ban Panggilan di Semarang, Iklankan Layanan di Google Hingga Pernah Kena Prank

Tukang tambal ban panggilan itu tak hanya sekedar menambal ban, lebih dari itu,ia juga menambal rasa takut konsumen yang kebingungan.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Hitam legam kedua telapak tangan Paryanto (47) menjadi tanda ramainya orderan hari ini.

Tukang tambal ban panggilan itu tak hanya sekedar menambal ban, lebih dari itu,ia juga menambal rasa takut konsumen yang kebingungan bilamana tak menemukan lokasi tambal ban terdekat.

Terlebih ketika saat dini hari dan dalam kondisi jalanan sepi.

Bapak dua anak ini melayani tambal ban panggilan selama 24 jam baik motor maupun mobil.

Baca juga: Kenali Cara-cara Berikut Ini yang Digunakan Mafia Tanah Beraksi di Jawa Tengah, Jangan Jadi Korban!

Baca juga: Adakan Pelatihan Jurnalistik, Sekda Kota Pekalongan Ingatkan Kode Etik dan UU Pers

Baca juga: Sejumlah SPBU di Kudus Dipadati Kendaraan Jelang Rencana Kenaikan BBM Subsidi

Paryanto tukang tambal ban panggilan sedang menggarap motor konsumen di wilayah Tawangsari, Semarang Barat, Kota Semarang, Rabu (31/8/2022) malam.
Paryanto tukang tambal ban panggilan sedang menggarap motor konsumen di wilayah Tawangsari, Semarang Barat, Kota Semarang, Rabu (31/8/2022) malam. (Tribun Jateng/ Iwan Arifianto)

Tak ayal, di saat orang lain sedang sibuk dengan selimut, ia masih asyik mengais rezeki bersama mesin kompresor maupun peralatan tambal lainnya.

"Iya, buka selama 24 jam, tapi kalo dalam kondisi sangat kelelahan saya minta maaf ke konsumen tapi nanti saya rekomendasikan tambal ban terdekat," ujarnya sembari mengaku hafal seluruh tukang tambal di Kota Lunpia.

Ia setiap hari mengaspal di jalanan kota Semarang mengendarai Supra Fit.

Motor itu sudah dimodifikasi sedemikian rupa dengan tambahan kompresor di antara jok dan setang motor.

Di jok belakang motor ada keranjang biru berisi ban dalam, dongkrak, alat press, kunci roda dan lainnya.

"Motor sudah saya modif sampai empat kali terutama nyambungkan mesin motor sama kompresor," jelasnya kepada tribunjateng.com, Rabu (31/8/2022) malam.

Paryanto sudah menjadi tukang tambal panggilan selama empat tahun terakhir.

Ia terdorong menjadi tukang tambal ban panggilan karena pendapatan ketika menjadi tukang tambal ban pangkalan hasilnya sudah tidak menjanjikan.

Setidaknya ada dua hal yang mempengaruhi hal tersebut pertama karena gempuran usaha tambal ban dan isi angin yang merajalela di hampir seluruh SPBU.

"Dulu cari keuntungan dari mengandalkan isi angin saja sehari bisa dapat Rp100 ribu, sekarang sulit sekali," terangnya.

Kedua, tambal ban pangkalan sekarang tidak aman terutama di pinggir jalan karena izin tidak ada sehingga barang yang ditinggal pinggir jalan rawan hilang.

Ia bahkan pernah kehilangan peralatan tambal ban hingga alami kerugian Rp4 juta.

Kejadiannya sekira lima tahun lalu.

"Saya hampir mau menyerah jadi tukang tambal ban karena hasil sama jam kerja tidak masuk.

Akhirnya berpikir bagaimana caranya tetap untung menjadi tukang tambal ban," jelasnya.

Ia sudah sejak tahun 1998 menjadi tukang tambal ban sehingga sulit meninggalkan pekerjaan tersebut.

Bahkan sempat memiliki empat cabang tambal ban. Namun gulung tikar semua.

Ia pun akhirnya memilih menjadi tukang tambal ban panggilan dengan alasan penghasilan lebih menjanjikan.

"Kalau boleh memilih tentu menjadi tukang tambal ban pangkalan tapi kondisinya sudah berubah mau tidak mau kita juga harus mengikuti zaman," ungkapnya.

Ia lantas berpikir untuk mempromosikan jasanya.

Berbagai cara sudah dilakukan, di antaranya memasang tulisan spanduk iklan di pohon di tempat strategis.

Namun cara itu kurang efektif karena papan iklan sering diambil Satpol PP.

Paryanto tukang tambal ban panggilan sedang menggarap motor konsumen di wilayah Tawangsari, Semarang Barat, Kota Semarang, Rabu (31/8/2022) malam.
Paryanto tukang tambal ban panggilan sedang menggarap motor konsumen di wilayah Tawangsari, Semarang Barat, Kota Semarang, Rabu (31/8/2022) malam. (Tribun Jateng/ Iwan Arifianto)

Ia terus mencari tahu cara iklan efektif dengan mencarinya di YouTube.

Ia pun terinsipirasi memasang jasanya di google dan media sosial.

Ia lantas dibantu memasukan jasanya di google dengan bantuan teman ojek online.

"Tambal ban pangkalan seperti memancing hanya satu kail. Sebaliknya dengan online maka banyak kailnya. Apalagi karakter konsumen sekarang yang ingin serba praktis," bebernya.

Harga jasa tukang tambal ban panggilan tentu berbeda dengan jasa bengkel pangkalan.

Ia menyebut harga jasa tambal bannya tergantung jarak dan kondisi ban.

Ambil contoh jarak terjauh di perbatasan Semarang seperti Genuk, Plamongan, Mijen, Mangkang dan sekitarnya maka tarifnya sampai Rp50 ribu.

Sedangkan mobil dengan lokasi yang sama dipatok Rp150 ribu.

Harga akan lebih murah jika jarak semakin dekat.

"Saya rumah di Sambirejo Tembalang, kalau dekat rumah ya murah dan sebaliknya.

Harga saya tentukan di depan biar ga kesannya nuthuk.

Kalau sepakat saya berangkat sebaliknya jika tidak saya akan rekomendasikan tambal ban terdekat," katanya.

Proses penambalan untuk ban tubles maupun manual biasanya dilakukan selama 15 menit.

Untuk mobil dari proses bongkar pasang sampai 30 menit.

Waktu lebih lama dibutuhkan untuk jenis motor seperti Vario dan Xeon karena harus melepas onderdil seperti radiator.

Akan tetapi semua jenis motor baik Vespa, matik, bebek dan sport dapat ditanganinya.

Begitupun semua tambal ban mobil dapat dilakukan.

"Baru kemarin ada motor Honda CRF ditolak delapan tukang tambal ban karena sulit.

Pemilik motor sampai kebingungan karena sudah malam.

Ia lalu cari di google dapat nomor saya.

Kemudian saya garap sampai tuntas," ujarnya.

Ia mengaku, sehari mampu mendapatkan 10 orderan.

Kategori sepi sehari paling tidak ada tiga orderan.

Jam pesanan juga bermacam-macam biasanya sore, malam hingga dini hari.

Biasanya ketika tidak ada panggilan,ia akan membantu temannya di bengkel di daerah Jatingaleh sembari menunggu orderan.

"Namanya rezeki kalau datang satu datang semua. Sampai saya tolak karena harus menyelesaikan orderan yang sedang digarap.

Sewaktu sepi ya sepi tapi tiap hari pasti ada, hasil lumayan cukup untuk makan," terangnya.

Pekerjaannya tersebut selain berisiko di jalan ternyata Ia sebagai tukang tambal ban panggilan ternyata tidak lepas dari kejahilan orang tak bertanggung jawab.

Ia pernah kena prank oleh pemesan yang mengaku ban mobil Innovanya bocor di Simpang Lima.

Selepas menerima order itu, ia menuju ke lokasi pemesan.

Ternyata setiba di lokasi pemilik mobil itu sudah tidak ada.

"Saya lihat di maps mobil jalan ke arah barat. Saya telpon pemesan malah teriak selamat anda kena prank. sambil tertawa cekikikan," ujarnya.

Namun itu belum seberapa, pengalaman tukang tambal ban panggilan yang paling membuatnya takut adalah harus menjadi saksi atas kasus perkelahian.

Awalnya ia mendapatkan order menambal ban mobil di sebuah perumahan.

Sewaktu asyik menambal, ternyata pemilik mobil sudah cekcok dengan tetangganya yang berujung berkelahi.

Ia tidak dapat uang karena tidak mungkin meminta jasanya kepada orang yang masih bermasalah.

"Apes sudah ga bayaran ditarik polisi jadi saksi," kata pria mantan loper koran itu.

Baca juga: Awasi Distribusi BBM Bersubsidi, Polres Pati Periksa Pembeli yang Bawa Jeriken di SPBU

Baca juga: Resmi Dibuka Pekan Raya Batang 2022, Bangkitkan Minat Baca Masyarakat

Baca juga: Wali Kota Makassar Undang Ganjar Pranowo ke Festival Budaya F8 Makassar 2022

Ia pernah merasakan jayanya tukang tambal ban pangkalan.

bahkan sampai punya empat anak buah di empat pangakalan.

"Kalau ramai seperti dulu mending mangkal. Tapi mau gimana lagi semua sudah berubah," terangnya.

Ia pun mengaku, akan terus bekerja sebagai tukang tambal ban panggilan semampunya.

"Ya jalani sekuatnya karena pekerjaan ini harus berani capek," tandasnya sembari izin kepada Tribun untuk ke lokasi orderan berikutnya. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved