Berita Semarang
Imbas Kenaikan BBM, Tri Akan Banting Stir dari Pengemudi Angkot jadi Penjual Nasi Kucing
Kenaikan harga BBM dikeluhkan berbagai kalangan di Kota Semarang. Mayoritas keluhan dari masyarakat berekonomi menangah ke bawah.
Penulis: budi susanto | Editor: Catur waskito Edy
budi
Beberapa angkot menunggu penumpang di depan Pasar Krempyen Pusponjolo, Senin (5/9/2022).
"Setiap hari saya jatah Rp 10 ribu untuk beli pertalite, sebelum harga naik ya cukup, tapi sekarang harus keluar setidaknya Rp 15 ribu," katanya.
Dengan gaji mendekati UMK, ia harus membiayai dua anak dan seorang istri.
"Kalau saya hitung banyak minusnya, tapi mau bagaimana lagi rakyat kecil hanya bisa mengeluh," imbuhnya. (*)
Baca juga: Gabungan Aktivis Sipil dan Mahasiswa di Banyumas Dukung Penyesuaian Harga BBM: Minta UMR Juga Naik
Baca juga: UPDATE : Inilah Daftar Nama 7 Korban Tewas Kecelakaan Maut Tol Batang - Semarang KM 375
Baca juga: Kisah Pemburu Emas di Komplek Pemakaman Bergota Semarang, Sukijo : Saya Dapat Tiga Emas Sebiji Beras
Baca juga: Tantangan Dokter di kota Semarang Semakin Kompleks, IDI : Dokter Harus Solid
Halaman 2 dari 2