Kenaikan Harga BBM
Cerita Pasrah Sopir Angkot Cilacap, Menunggu Organda Naikkan Tarif, Aris: Seribu Rupiah Nggak Papa
Untuk menyiasati membengkaknya pengeluaran karena membeli BBM, Aris lebih memilih mencari penumpang di Terminal Cilacap dibandingkan berkeliling kota.
Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: deni setiawan
Menurut Aris, dia belum tentu mendapatkan penumpang lantaran saat ini penumpang angkot sudah jarang.
"Sekarang kalau mobil lari ke sana kalau tidak dapet penumpang ya ngabisin bensin, mending berhenti di sini cari penumpang di sini."
"Soalnya dapat penumpang juga paling 2 orang itu cuman pas buat beli bensin 1 liter," jelasnya.

Baca juga: Kecelakaan di Cilacap, Truk Pengangkut Pupuk Tertabrak Kereta Api di Kawunganten Tadi Malam
Hal senada juga disampaikan Nanang, sopir angkot yang mangkal di Terminal Cilacap.
Nanang juga pasrah dengan adanya kenaikan harga BBM tersebut.
Pasalnya dengan kenaikan BBM tentu mengurangi pendapatannya.
Dia harus mengeluarkan budget lebih untuk membeli bahan bakar.
"Dulu buat bensin paling misal Rp 40.000, sekarang harus Rp 60.000."
"Berat banget, sekarang bensin naik tapi penumpangnya biasa, belum harus untuk setor," katanya kepada Tribunjateng.com, Selasa (13/9/2022).
Baca juga: Sikapi Kenaikan BBM, Polres Cilacap Adakan Focus Grup Discussion Bersama Forkopimda Serta Masyarakat
Lelaki yang sudah mengemudikan angkot selama 25 tahun ini berharap ke depannya Organda dapat menaikkan tarif angkot.
Terlebih saat ini penumpang angkot sudah mulai jarang.
"Harapannya Organda harus menaikan tarif ke penumpang."
"Nanti kalau tidak dinaikan sopir angkot susah."
"Terlebih saat ini yang naik sudah jarang, anak sekolah sudah sedikit yang naik," harap Nanang.
Sementara itu, Aris juga menuturkan bahwa dia juga masih menunggu terkait bantuan sosial dari pemerintah yang akan diberikan kepada sopir angkot dan tukang ojek.