Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Dampak 10 Hari BBM Naik, Pedagang Pasar Semarang Mengeluh Sepi

Pedagang pasar di Semarang mengeluhkan sepinya pembeli, dampak dari kenaikan BBM

Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/Iwan Arifianto
Pedagang cabai di pasar Relokasi MAJT, Kota Semarang, Selasa (13/9/2022). 

"Harga cabai memang naik turun tiap hari, tapi sekarang naiknya hampir 50 persen," jelasnya.

Ia menyebut, kenaikan harga cabai itu mempengaruhi daya beli masyarakat yang berkurang drastis.

Indikatornya cukup mudah yakni sebelum BBM naik penjualan  dapat  terpantau dari pagi  sampai siang di pasar ramai.

"Sebaliknya, sekarang sampai siang gini atau sore nanti masih sepi," terangnya.

Imbasnya , kini penjualan cabainya turun hingga 50 persen.

Rawit merah 50 kilogram perhari rawit kini penjualannya menjadi 20 kilogram-30 kilogram.

Rawit hijau dari penjualan 40 kilogram menjadi 20 kilogram-25 kilogram.

Keriting 50 kilogram sampai 60 kilogram perhari sekarang hanya 30 kilogram.

"Paska BBM naik ya kenaikan hampir 50 persen. Saya rasa itu imbas kenaikan BBM, begitupun saya loper  ke resto-resto, permintaan  berkurang jauh," ungkapnya.

Sebagai masyarakat, ia juga merasa dampak dari kenaikan harga BBM seperti kenaikan tarif angkutan kota (angkot) anaknya.

Mulanya harga angkot tarif pelajar Rp3 ribu sekarang menjadi Rp5 ribu.

"Tak hanya lombok, beras, tepung sampai harga angkot anak saya juga naik," katanya.

Terpisah, pedagang pasar Karangayu, Royati (67) menuturkan,  harga bahan pokok masih terasa mahal. 

Mahalnya harga bahan pokok khususnya cabai membuat daya beli masyarakat berkurang.

"Ada yang beli cabai 5 ribu, dapat 10 butir tetap saya layani," bebernya. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved