Berita Semarang
Harga BBM Naik, Ojol Semarang Pilih Mancing Daripada Mengojek
Sejumlah ojek online di kota lumpia memilih mencari kesibukan lain seperti memancing ikan untuk dijual.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
"Seminggu isi dua kali sekarang harus tiga kali," ungkap ojol yang biasa mangkal di daerah Pamularsih itu.
Terpisah, ojek online Semarang, Ucup mengatakan, kenaikan tarif BBM membikin puyeng kepalanya.
Selain diiringi kenaikan bahan pokok di pasar maupun toko, bensin naik juga memaksanya harus antre lama di SPBU.
"Tidak tahu kenapa semenjak bensin naik antrean BBM panjang sehingga saya lebih sering mencari bensin eceran di pinggiran jalan alternatif," tuturnya.
Ia enggan antre di SPBU lantaran antrean panjang apalagi ketika saat mengantarkan orderan.
"Ya lebih baik eceran daripada antre lama," terangnya.
Di samping itu, semenjak BBM merangkak naik harus bekerja lebih keras lantaran harus membawa cukup uang untuk keluarga.
Terjadinya pembengkakan biaya kebutuhan bensin disiasati dengan bekerja lebih lama.
"Ojol kan kerja di lapangan, harus benar-benar mutar otak biar kerja bawa uang keluarga bisa tersenyum," jelasnya.
Untuk orderan, selepas harga BBM naik tak berpengaruh banyak terhadap akunnya.
Menurutnya, kondisinya sama saja baik ketika gacor (ramai) maupun saat gagu (sepi).
"Kalo gacor sehari sampai 20 orderan, itu bersih bawa uang Rp150 ribu.
Sebaliknya gagu hanya lima orderan.
Tapi kalo gagu ya saya ngalong sampe dinihari yang penting bagaimana caranya pulang bawa uang," ujarnya.
Ia pun berharap, pemerintah tak bikin rakyat kecil semakin susah.
"Harga BBM naik, tarif juga naik, ojol tentu merasa semakin berat," tandasnya. (Iwn)