Berita Slawi
147 Rumah Warga dan Fasilitas Umum Terdampak Bencana Angin Puting Beliung di Pagerbarang Tegal
Sebanyak 147 Warga Desa Pagerbarang, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal terdampak bencana angin puting beliung
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Sebanyak 147 Warga Desa Pagerbarang, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal terdampak bencana angin puting beliung yang terjadi pada Selasa (13/9/2022) kemarin sekitar pukul 14.00 WIB.
Imbas dari bencana alam tersebut, mengakibatkan beberapa genteng rumah warga hancur berserakan, seng beterbangan, pohon tumbang, bangunan ambruk, dan ada satu Alfamart yang mengalami kerusakan cukup parah dibagian depannya.
Bahkan, salah satu bangunan yang rencananya akan digunakan sebagai lokasi pasar di Desa Pagerbarang semua bangunannya ambruk, rata terkena angin puting beliung.
Kepala Desa Pagerbarang, Komariyanto, menjelaskan dari jumlah 147 yang terdampak rinciannya 140 merupakan rumah warga dan 7 sisanya fasilitas umum seperti Alfamart, kantor kecamatan, polsek, sekolah, dan lain-lain.
Sedangkan dari 140 rumah warga yang terdampak 8 diantaranya mengalami rusak sedang, sementara sisanya rusak ringan seperti atap rusak atau hilang terbawa angin.
Selain rumah warga, bangunan Alfamart, sekolah, fasilitas umum, dan lain-lain yang rusak, menurut Komar ada bangunan lain juga yang terdampak diantaranya aula kantor kecamatan, kantor pertanian, Polsek Pagerbarang, SD, dan SMAN 1 Pagerbarang.
"Total data yang kami himpun yang terdampak sekitar 147 dengan kerusakan ringan dan sedang. Sementara untuk korban jiwa tidak ada, lebih ke kerugian material karena rumah rusak dan lain-lain," jelas Komariyanto, pada Tribunjateng.com, Rabu (14/9/2022).
Pasca kejadian bencana, warga dibantu relawan, perangkat desa, TNI-Polri, melakukan kegiatan bersih-bersih rumah, area rumah, evakuasi barang-barang yang masih berserakan, dan penebangan pohon.
Sementara dari BPBD Kabupaten Tegal, Dinas Sosial, PMI Kabupaten Tegal, juga sudah memberikan bantuan baik material seperti asbaes, kayu, dan lain-lain, serta paket sembako.
"Wilayah kami bisa dibilang lumayan sering terjadi angin puting beliung, terakhir tahun 2019, kemudian 2021, dan Selasa kemarin," ujarnya.
Terpisah, warga yang terdampak bencana angin puting beliung, Eri, mengatakan pada saat kejadian ia sedang membantu sang anak yang berjualan warung jajanan.
Kemudian tiba-tiba ada angin besar yang langsung menerjang dari arah timur dan mengarah ke warung milik anaknya.
Tanpa pikir panjang, Eri dan sang anak langsung lari menyelamatkan diri ke belakang warung dan berlindung di dalam gudang.
"Jadi langsung angin, tidak ada hujan sama sekali, makannya kami semua kaget dan panik. Tapi ada yang bilang terjadi hujan es, tapi saya sendiri tidak tahu dan tidak dengar, karena fokus menyelamatkan diri dengan anak dan cucu," ungkap Eri.
Bahkan Eri menggambarkan kondisi saat angin puting beliung muncul, sawah yang ada di depan warungnya berubah seakan seperti laut putih semua.
Angin puting beliung terjadi sekitar 30 menit, membuat atap rumah, atap warung terbang, dan bangunan pasar yang ada di sekitar pun ambruk rata ke tanah.
Eri menyebut, bencana angin puting beliung yang terjadi kemarin yang paling parah jika dibandingkan tahun 2019 dan tahun 2021 lalu.
"Saya bersembunyi, jongkok, bahkan saking panik dan takutnya saya sampai duduk dan kencing di celana. Jujur saya trauma, apalagi kalau ada angin dan cuaca mendung," kata Eri. (dta)
Baca juga: Jus Lezat Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah dan Atasi Diabetes
Baca juga: Tidak Usah Berharap Maju Jika Tidak Mau Berubah
Baca juga: Museum Kretek Kudus Terima Hibah 26 Dokumentasi Sejarah
Baca juga: Besok, Karawitan Bocah Ala Teater Lingkar Semarang Bakal Meriahkan Pagelaran Wayang Kulit