Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ungaran

Ini Cerita Peraih Emas Ajang Gantole Telomoyo VI 2022, Bisa Terbang Sejauh 58 Kilometer

Jarak terjauh yang bisa dicapai peraih medali emasn Aji Enoh dalam ajang kali ini yakni terbang mencapai 58 kilometer.

TRIBUNJATENG/Reza Gustav
Aji Enoh, pilot gantole asal Provinsi Banten yang meraih dua medali emas pada Kejuaraan Gantole Piala Telomoyo VI 2022 di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/9/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KABUPATEN SEMARANG -   Kejuaraan Nasional Gantole Piala Telomoyo VI 2022 di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah telah mencapai finalnya dan sejumlah pilot berhasil meraih medali kemenangannya.

Perlombaan yang diikuti sebanyak 44 pilot atau atlet tersebut berlangsung selama enam hari, mulai Senin-Sabtu (12-17/9/2022).

Para pilot melakukan lepas landas dari puncak Gunung Telomoyo dan terbang melewati sejumlah titik yang ditentukan sejauh puluhan kilometer hingga mendarat di daerah Sraten, Kecamatan Tuntang.

Sejumlah hiburan juga digelar pada acara penutupan sekaligus pengumuman para pemenang yang dilaksanakan di Lapangan Desa Sraten, Minggu (18/9/2022) hari ini.

Baca juga: Tensi Tinggi, Sembilan Pilot Gantole Gagal Terbang Pada Kejuaraan Gantole Piala Telomoyo 2022

Dalam acara itu, sejumlah pilot juga tampak melakukan fun fly atau terbang bebas.

Sebanyak 10 pilot menunjukkan keahliannya dengan terbang dari puncak Gunung Telomoyo hingga mendarat di sekitar acara penutupan di sekitar Lapangan Desa Sraten yang dihadiri Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen.

Seorang peraih dua medali emas, Aji Enoh, atlet asal Provinsi Banten, bercerita tentang performa dan perolehan nilainya yang selalu unggul dalam tiap perlombaan selama enam hari tersebut.

Aji meraih satu medali emas dalam kategori Kelas A Perorangan Kejuaraan Nasional, satu medali emas dalam kategori Kelas A Perorangan Kejuaraan Terbuka, dan satu medali perak Kelas A Beregu.

“Ini kan kejuaraan paling bergengsi di Indonesia," kata dia.

"Saya mendapat medali emas karena penyelesaian tugas dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya,” kata Aji kepada Tribunjateng.com.

Ia mengatakan, kemenangannya itu juga didukung cuaca yang baik, meskipun cuaca saat perlombaan pada 2022 di Kabupaten Semarang ini menurutnya masih kurang baik dibanding kejuaraan pada 2018 lalu.

Baca juga: Ganjar Pamerkan Sport Tourism Gantole Telomoyo

Meskipun demikian, hambatan tersebut masih dapat ia lalui hingga menyabet medali emas.

“Dari hari pertama saya selalu ikut terus dan selalu leading, artinya selalu memimpin klasemen di setiap harinya. Kita kan melaksanakan tugas lintas alam terbang sejauh-jauhnya dan secepat mungkin melaksanakan itu," ujarnya.

"Setiap harinya kita melaksanakan tugas yang ditentukan melalui alat GPS," tambahnya.

"Tiap harinya jumlah titik dan rutenya berbeda-beda. Misalnya hari pertama jaraknya 50 kilometer, yang berikutnya bisa berubah tergantung cuacanya. Misalnya cuaca kurang bagus, tugasnya disesuaikan menjadi 40 kilometer,” imbuhnya.

Menurut Aji, hambatan paling utama pada kejuaraan kali ini terdapat pada faktor cuaca, di mana panasnya kurang hingga mempengaruhi kondisi termal.

Perlu diketahui, termal adalah sebuah kolom udara naik pada ketinggian rendah atmosfer Bumi.

Termal dibentuk oleh penghangatan permukaan bumi dari radiasi matahari, matahari menghangatkan daratan yang akhirnya menghangatkan udara di atasnya.

“Musim di bulan ini tidak lebih bagus dibanding tahun-tahun sebelumnya. Biasanya kita di Telomoyo ini diadakannya tiap September tiap tahunnya," katanya.

"Sempat tidak digelar dua tahun belakangan karena pandemi Covid-19, nah sebelum 2019 itu cuacanya sangat bagus sekali. Justru setelah break ini malah kurang bagus," ujarnya.

"Cuacanya seperti kurang mantap, kurang pol, kurang panas dan banyak yang basah," tambahnya.

"Cuaca yang baik mempengaruhi termal, yang sebelumnya bisa melaksanakan tugas sampai 100 kilometer," jelas dia.

"Karena sekarang cuacanya tidak bisa diprediksi dan curah hujannya masih ada, perlombaannya jadi kurang mantap jadi tugasnya tidak terlalu jauh,” ungkapnya.

Jarak terjauh yang bisa dicapai dalam ajang kali ini, lanjut Aji, yaitu terbang sejauh sekitar 58 kilometer.

Dengan jarak tersebut, Aji dapat terbang dari puncak Gunung Telomoyo, melewati Kota Salatiga, melintasi Tol Bawen, wilayah Jembatan Tuntang, daerah Apac Inti, dan juga Gunung Ungaran.

“Jadi tek-tok itu aja, sekitaran danau Rawa Pening,” ujarnya.

Aji juga membeberkan, ini merupakan kali pertamanya meraih medali emas dalam enam kali kejuaraan Piala Telomoyo.

“Dulu biasanya dapat perak,” sambungnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, yang menutup acara itu menjelaskan, kegiatan olahraga gantole termasuk paralayang bisa dijadikan ajang wisata olahraga (sport tourism) di Jawa Tengah.

Menurutnya, kejuaraan Telomoyo Cup VI yang digelar tahun ini menunjukkan potensi sport tourism yang bagus bagi masyarakat.

Ia juga menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima, perputaran uang dalam ajang ini mencapai lebih dari Rp 350 juta selama beberapa hari terakhir.

Oleh karenanya, lanjut dia, potensi yang menarik tersebut perlu dikembangkan lagi, meskipun menurutnya masih banyak hal yang perlu ditingkatkan terkait sarana prasarana.

"Saya berharap di tahun 2024 ini bisa direalisasikan menjadi tempat wisata.  Tapi harus bareng-bareng, gotong royong. Mulai saat ini disiapkan," kata Taj Yasin.

Sebagai informasi, dari keterangan Humas dan Koordinator Media Piala Telomoyo VI, Tagor Siagian, kejuaraan ini berlangsung kompetisi penuh dan tanpa semi-final serta final.

“Juara dalam perlombaan tersebut ditentukan oleh jumlah nilai tertinggi berdasarkan hasil perolehan nilai dari jumlah ronde/sortie penerbangan yang diikuti," ucapnya.

"Pada kategori Lintas Alam Terbatas (Race To Goal), pilot diharuskan terbang melewati titik-titik dalam soal yang dibuat Direktur Lomba dan Dewan Pilot (perwakilan pilot) dalam waktu tercepat," kata dia.

"Jaraknya bisa mencapai sekitar 50 kilometer yang bisa ditempuh dalam waktu sekitar dua jam,” ujar Tagor.

Diketahui, 44 pilot sendiri berasal dari sembilan provinsi di Indonesia, yakni Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sumatera Barat.

Piala Telomoyo atau Kejuaraan Terbuka Gantole Telomoyo Cup VI itu sendiri kembali digelar setelah mengalami masa rehat selama dua tahun ke belakang akibat wabah atau pandemi Covid-19.

Menurut Tagor, Piala Telomoyo kali ini dianggap penting lantaran digunakan sebagai ajang pemanasan jelang PON XXI Aceh & Sumut pada 2024 mendatang.

“Mengingat tahun depan adalah ajang Pra PON, sebuah kejuaraan untuk menentukan atlet yang berhak lolos mengikuti PON 2024 mendatang," jelasnya.

"Cabang gantole yang sudah mengikuti PON sejak 1981, akan bertarung untuk pertama kalinya di Aceh,” kata Tagor.

Tiap pilot wajib membawa Global Positioning System (GPS).

“GPS akan merekam dengan pasti apakah pilot memasuki lingkaran radius titik sesuai soal atau tidak. Sebelumnya, para pilot harus memotret titik yang dilewati dengan kamera saku analog,” pungkas Tagor. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved