Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Apa Itu Denial? Tahap Pertama dalam Teori 5 Stages of Grief

Apa itu denial? Berikut tentang Denial dan teori mengenai five stages of grief.

Penulis: non | Editor: galih permadi
Tribunnews
Apa Itu Denial? Tahap Pertama dalam Teori 5 Stages of Grief 

Apa Itu Denial? Tahap Pertama dalam Teori 5 Stages of Grief

TRIBUNJATENG.COM - Apa itu denial? Berikut tentang Denial dan teori mengenai five stages of grief.

Apa Itu Denial? 

Denial merupakan kata Bahasa Inggris yang dalam Bahas Indonesia berarti penyangkalan.

Penyangkalan adalah sikap yang menyatakan bahwa suatu pernyataan atau dugaan tidak benar.

Penyangkalan juga merupakan istilah dalam mekanisme pertahanan ego psikologis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.

Yakni ketika seseorang dihadapkan dengan fakta yang membuatnya tidak nyaman untuk diterima.

Sehingga membuatnya menolak serta bersikeras bahwa fakta itu tidak benar meskipun bukti-buktinya berlimpah.

Orang yang melakukan penyangkalan dapat menggunakan:

1. Penyangkalan Sederhana

Yakni penyangkal realitas fakta yang tidak menyenangkan sama sekali

2. Minimisasi

Mengakui fakta tetapi menyangkal keseriusannya (kombinasi penolakan dan rasionalisasi).

3. Proyeksi

Mengakui kedua fakta dan keseriusan tetapi menyangkal tanggung jawab dengan menyalahkan seseorang atau sesuatu yang lain.

Konsep penyangkalan khususnya sangat penting untuk mempelajari kecanduan zat adiktif.

Teori penyangkalan pertama kali diteliti secara serius oleh Anna Freud.

Dia mengklasifikasikan penyangkalan sebagai mekanisme dari pikiran yang belum dewasa.

Karena bertentangan dengan kemampuan untuk belajar dari dan mengatasi realitas.

Dalam kasus penyangkalan terjadi dalam pikiran yang matang.

Hal ini paling sering dikaitkan dengan kematian, sekarat dan pemerkosaan.

Penelitian yang lebih baru secara signifikan telah memperluas ruang lingkup dan utilitas dari konsep.

Elisabeth Kübler-Ross menggunakan penyangkalan sebagai yang pertama dari lima tahap dalam psikologi pasien sekarat.

Ide tersebut telah diperluas untuk mencakup reaksi korban yang selamat dari berita kematian.

Elisabeth Kübler-Ross merupakan seorang penulis sekaligus psikiater yang berasal dari Amerika-Swiss.

Pada 1969 mengusulkan sebuah teori yang dikenal dengan The Five Stages of Grief yang berarti 5 tahapan kesedihan.

Teori ini menyatakan bahwa tiap-tiap orang mengalami 5 tahapan ketika menghadapi kesedihan.

1. Penyangkalan (Denial)

Pada tahap penyangkalan atau denial ini, seseorang lebih cenderung untuk berpura-pura tidak mengetahui atau tidak ingin mengakui bahwa ada suatu hal yang telah terjadi. 

2. Marah (Anger)

Pada tahap ini, orang bisa saja melampiaskan amarah kepada orang yang sedang berada di sekitar.

Bisa berupa benda mati, ataupun kepada diri sendiri.

3. Menawar (Bargaining)

Bargaining adalah tahap kesedihan yang dapat membuat sesorang ingin memperoleh control kembali atas hidup.

Ia akan mulai mempertanyakan dan beranda-andai.

Misalnya, orang yang religius mungkin akan berjanji kepada Tuhan dan diri sendiri untuk lebih sering beribadah apabila penyakitnya disembuhkan.

4. Depresi (Depression)

Selama beberapa tahap awal, akan sangat wajar apabila seseorang berusaha untuk melawan semua emosi negatif.

Meski begitu, emosi negatif tersebut pada akhirnya akan tetap muncul. 

5. Penerimaan (Acceptance)

Penerimaan tidak selalu berarti bahagia atau telah melupakan sepenuhnya.

Pada tahap ini orang mulai menerima bahwa hal buruk memang telah terjadi.

Biasanya ia juga mulai untuk memahami arti dari permasalahan tersebut bagi hidup. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved