Berita Kabupaten Semarang
7.848 Hewan Ternak Sudah Tervaksin, Kasus PMK di Kabupaten Semarang Perlahan Turun
Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti ribuan hewan ternak di Kabupaten Semarang, berangsur turun.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: raka f pujangga
Kasus PMK terbesar atau terbanyak sejak Mei hingga September 2022 ini berada di wilayah Sumogawe, Kecamatan Getasan.
Sebanyak 1025 sapi perah di sana telah dicurigai terjangkit PMK, namun beberapa waktu terakhir ini sudah tidak ditemukan penambahan kasus.
Untuk mencegah penyebaran PMK dan menekan angkanya agar semakin menurun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang sendiri masih menutup Pasar Hewan Ambarawa atau Pasar Pon.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi aktivitas jual beli hewan ternak dan terjadinya kerumunan hewan-hewan yang diperdagangkan.
Untuk pasar hewan lainnya atau pasar hewan kecil, misalnya di Babadan, Sumowono, Bringin, Suruh, Kembangsari dan Kaliwungu kini sudah dibuka.
Berdasarkan penelusuran Tribunjateng.com di Pasar Hewan Pon Ambarawa pada sore ini, masih nampak spanduk bertuliskan penutupan.
Tidak ada aktivitas jual beli apapun di dalam area pasar tersebut.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 5 SD Halaman 6 7 8 Subtema 1 Pembelajaran 1 Organ Pencernan Hewan
Sunu menerangkan, pihaknya masih akan mengevaluasi ke depannya apakah pasar hewan tersebut akan dibuka atau diperpanjang kembali penutupannya.
“Pasar Hewan Ambarawa masih tutup, selanjutnya akan kami evaluasi,” ungkapnya kepada Tribunjateng.com.
Sementara itu, seorang pedagang hewan ternak di Ambarawa, Amri, berharap bahwa pasar hewan tersebut bisa segera dibuka oleh pemerintah.
Ia menjelaskan, selama ini dirinya melakukan aktivitas jual dan beli sapi-sapinya di rumah.
“Jadi pelanggan-pelanggan saya datang ke rumah, semua jual belinya dari rumah ke rumah.
Sekarang sistemnya begitu, cara para peternak dan pedagang menghadapi tutupnya pasar hewan,” ujarnya, Kamis (22/9/2022).
Sapi-sapi yang ia pelihara selama ini, menurutnya hampir semuanya sehat atau negatif dari PMK.
“Iya 85 persen sehat semua,” tambahnya.
Amri mengaku telah menjual sebanyak sekitar 50 ekor sapinya dalam sebulan terakhir ini.
Sehingga, lanjutnya, ia dan teman-temannya sudah mulai beradaptasi dengan tutupnya pasar hewan.
“Tapi ya tetap paling nyaman berjualan di pasar hewan, kalau dipelihara di rumah kan biaya perawatan, kira-kira per ekornya Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per hari untuk makannya,” pungkasnya. (*)