Kerusuhan Suporter di Malang
Alasan Pintu Stadion Kanjuruhan Malang Terkunci Saat Ada Gas Air Mata Diungkap Ketua Komite Wasit
Alasan pintu keluar Stadion Kanjuruhan tidak dibuka saat laga Arema FC vs Persebaya terbongkar.
TRIBUNJATENG.COM - Alasan pintu keluar Stadion Kanjuruhan tidak dibuka saat laga Arema FC vs Persebaya terbongkar.
Pintu stadion yang belum dibuka itu diduga menjadi salah satu penyebab banyaknya korban tewas karena kehabisan oksigen akibat gas air mata.
Alasan itu dibeberkan Ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh, dalam sebuah jumpa pers yang digelar Selasa (4/10/2022).
Baca juga: Klasemen Liga Champions Setelah Inter Milan Kalahkan Barcelona dan Bayern Muenchen Bantai Viktoria
Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Subtema 1 Pembelajaran 6 Halaman 45 47 48 49 kelas 6 Tema 4
Baca juga: Puisi Tuhanku apatah Kekal? Amir Hamzah
Pertandingan Arema FC vs Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan tim tamu beralias Bajul Ijo di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022), berakhir rusuh.
Kerusuhan itu bermula saat oknum suporter Arema FC yakni, Aremania, turun ke stadion.
Mereka tampak meluapkan emosinya karena tim kesayangannya kalah.
Lalu, aparat keamanan menembakkan gas air mata.
Kondisi itu membuat suporter mulai berlari mencari jalan keluar.
Nahasnya, pintu keluar stadion banyak yang tidak terbuka.
Kondisi itu membuat suporter merasakan sesak napas karena berdesak-desakkan menghindari paparan gas air mata.
Berdasarkan laporan dari Kompas TV, seluruh pintu keluar Stadion Kanjuruhan biasanya dibuka ketika pertandingan memasuki menit ke-80.
Namun, saat pertandingan Arema FC vs Persebaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 rampung digulirkan, hanya sebagian pintu stadion yang terbuka.
Ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh, mengungkapkan alasan kenapa pintu Stadion Kanjuruhan belum terbuka kendati pertandingan Arema FC vs Persebaya sudah usai.
"Pintu tidak dibuka seluruhnya. Ada sebagian dibuka, dan sebagian tidak."
"Ketepatan komando yang disuruh buka pintu sebelah sana belum melaksanakan tugas. Itu alasannya,” ujar Ahmad Riyadh dalam sesi konferensi.
“Jadi, memang ada fakta juga, jangan terlalu mepet (membuka pintu stadion) dalam statuta 10 menit dari pertandingan akhir,” katanya.
“Namun, Panpel melihat situasi di luar stadion yang gerombolan di luar bisa masuk ke dalam stadion dan masuk untuk menonton laga,” kata dia menambahkan.
Oleh sebab itu, Ahmad Riyadh menuturkan bahwa panitia pelaksana mempunyai pertimbangan untuk tidak membuka pintu stadion hingga laga berakhir.
“Kadang-kadang itu yang menjadi pertimbangan sehingga terkadang disamakan dengan peluit akhir,” ujar dia.
“Kadang-kadang juga dua menit akhir baru dibuka. Ini kondisi yang ada di lapangan."
"Itu yang dinilai investigasi dan bakal menjadi sistem keamanan terbaru dari PSSI dan Polri,” katanya menambahkan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PSSI Beberkan Alasan Pintu Stadion Kanjuruhan Tak Dibuka Seluruhnya"