Berita Kudus
Hujan Es Disertai Angin Ribut Warnai Festival Ampyang Maulid tapi Tetap Meriah
Meski hujan deras hingga hujan es beserta angin ribut membuat antusias warga tidak padam dalam mengikuti Festival Ampyang Maulid 2022.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Meski hujan deras hingga hujan es beserta angin ribut membuat antusias warga tidak padam dalam mengikuti Festival Ampyang Maulid 2022.
Festival ampyang maulid, adalah tradisi sedekah hasil bumi.
Masyarakat dari Loram mengarak tandu yang berisikan nasi kepel yang dibungkus daun jati, buah-buahan maupun sayuran
Gunungan kemudian diarak dalam tradisi kirab dan didoakan oleh tokoh pemuka dan sesepuh agama Islam di Loram Kulon.
Para pengkirab gunungan tersebut mengenakan pakaian beraneka ragam, mulai dari tema kerajaan, baju adat, baju muslim hingga mengenakan costum hantu.
Setelahnya, isi gunungan itu akan diperebutkan oleh warga, para warga meyakini, nasi kepal tersebut bisa membawa keberkahan bagi yang mendapatkan.
Namun, Festival ampyang pada Sabtu (8/10/2022) dihiasi dengan guyuran hujan yang deras hingga turunya hujan es disertai angin ribut yang sempat menerbangkan atap rumah warga.
Ketika angin berhembus kencang dan disertai hujan deras, para warga berlari tunggang langgang menyelamatkan diri dan berteduh.
Tak lama berselang hujan es pun turun selama 2-3menit.
Meski begitu, para peserta kirab tetap teguh mengarak gunungan ampyang di pelataran Masjid Wali Loram Kulon sambil bersholawat.
Selama kurang lebih 10 menit, hujan deras mereda kemudian para peserta satu persatu mengarak gunungan dan tampil di depan Masjid Wali Loram Kulon dan disaksikan oleh Pejabat setempat hingga Bupati Kudus Hartopo.
Meski jalan basah hingga tergenang air, namun tidak satupun para peserta berhenti mengarak.
Melihat antusiasme yang tinggi, Bupati Kudus, Hartopo berharap bahwa tradisi ini bisa terus berjalan.
"Ini merupakan kearifan yang perlu dilestarikan budaya ini, dan expo yang bebarang dengan maulid nabi ini sudah sejak dulu. Mudah-mudahan tetap diuri-uri budaya," katanya.
Soal kendala alam yang terjadi, Hartopo menyebutkan bahwa semangat warganya tidak luntur.