Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Warga Gemah Semarang Was-was Tembok 100 Meter Mau Roboh, Pemilik Yayasan Cuek Saja

Jalan tersebut merupakan jalur alternatif penting yang biasa dipakai pengguna jalan ketika Jalan Majapahit Semarang, macet.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan

Akibatnya, tembok miring ke arah selatan atau ke arah jalan dengan sudut kemiringan sekira 70 derajat.

Hal itu yang membuat warga khawatir, beda cerita ketika tembok miring ke utara yang mana di sisi itu hanya berupa lahan kosong.

Dulunya lahan tersebut bekas pasar dan terminal.

Namun selepas alih kepemilikan lahan pasar dan terminal tersebut pindah.

"Kami melarang anak-anak kecil bermain di dekat tembok tersebut karena membahayakan," tuturnya.

Kondisi tersebut sebenarnya sudah diadukan warga ke pihak kelurahan hingga kecamatan berkali-kali.

Laporan itu juga sudah ditindaklanjuti oleh pihak kelurahan dengan menjembatani pertemuan dengan pemilik yayasan sebagai pemilik tanah.

Namun pada pertemuan itu tidak ada titik temu.

"Pihak yayasan tak memberikan kejelasan."

"Sampai beberapa kali pertemuan yang membawa ke arah perbaikan tidak terealisasi," katanya.

Kondisi tembok yang hampir roboh di Perum Korpri RT 02 RW 01 Jalan Prasetya Abdi Bangsa, Kelurahan Gemah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jumat (14/10/2022). Kondisi tembok itu membuat  warga was-was di saat musim hujan, di Kota Semarang.
Kondisi tembok yang hampir roboh di Perum Korpri RT 02 RW 01 Jalan Prasetya Abdi Bangsa, Kelurahan Gemah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jumat (14/10/2022). Kondisi tembok itu membuat warga was-was di saat musim hujan, di Kota Semarang. (TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO)

Baca juga: Sehari Dua Kali 500 Lansia Diberi Makanan Bergizi, Program Penanganan Sosial Kabupaten Semarang

Menurutnya, pertemuan terakhir dilakukan sebelum pandemi Covid-19, pertemuan bagian dari langkah konkret, tetapi langkah di lapangan oleh pengelola yayasan tidak ada.

Dia pun tak tahu mengapa pihak yayasan tidak mengurusi tembok yang memagari aset lahannya padahal kondisi tembok sudah membahayakan lantaran posisi semakin miring.

"Warga berkeinginan, tembok itu diperkuat supaya jangan sampai ada kekhawatiran warga lagi," terangnya.

Ia menambahkan, warga sebenarnya sudah mau bergerak sendiri dengan merobohkan tembok tersebut.

Namun pengurus RW setempat meminta warga jangan arogan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved