Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Belum Selesai Ferdy Sambo Menyusul Teddy Minahasa, Peneliti Menduga Ada Perang di Internal Polri

Kasus Pembunuhan Berencana yang menjerat Ferdy Sambo baru akan disidangkan, sudah muncul kasus Irjen Teddy Minahasa.

Editor: rival al manaf
Kapolda_banten_official
Teddy Minahasa Putra semasa menjabat Kapolda Banten. Irjen Teddy kini dipercaya jadi Kapolda Jatim sebelum dikabarkan tersandung kasus narkoba. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kasus Pembunuhan Berencana yang menjerat Ferdy Sambo baru akan disidangkan, sudah muncul kasus Irjen Teddy Minahasa.

Dua jenderal polisi yang terjerat kasus hukum dalam waktu yang tidak lama itu memunculkan dugaan adanya pertarungan antarkelompok di internal Polri.

Setidaknya itu disampaikan Peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) bidang kepolisian Bambang Rukminto.

Baca juga: Kapal Dihantam Ombak Besar hingga Terbalik, Penambang Pasir Asal Cilacap Hilang

Baca juga: Mahfud MD Sebut Kasus yang Jerat Teddy Minahasa Merupakan Tragedi Baru

Baca juga: Edukasi Tentang Fertilitas dan Bayi Tabung, SMC RS Telogorejo Gelar Seminar IVF di Jepara

"Muncul asumsi bahwa kasus TM (Teddy Minahasa) ini hanya efek perang antarfaksi di internal," kata Bambang kepada Kompas.com, Sabtu (15/10/2022).

Menurut dia, bukan tidak mungkin terdapat faksi-faksi di Korps Bhayangkara yang anggotanya bersaing satu sama lain.

Bisa jadi, Teddy dijegal lantaran belakangan kariernya kian moncer setelah ditunjuk sebagai Kapolda Jawa Timur.

Namun, kemungkinan itu tak serta-merta membuat Teddy tidak bersalah.

Jenderal bintang dua Polri itu tetap melanggar aturan jika terbukti terlibat peredaran narkoba.

"Persoalan persaingan antarfaksi itu jelas ada, tetapi kalau TM tidak melakukan pelanggaran, tentu tak mudah untuk dijegal bukan?" ujar Bambang.

"Makanya agar tak dijegal, ya sebaiknya para calon pimpinan Polri jangan melakukan pelanggaran," lanjut dia.

Bambang menilai, penangkapan Teddy yang hanya berselang empat hari setelah penunjukannya sebagai Kapolda Jatim memperlihatkan bahwa ada yang salah dalam penentuan jabatan di sumber daya manusia (SDM) Polri.

Memang, menurutnya, pola pembinaan karier SDM di Polri masih kacau.

Proses ini masih jauh dari sistem meritokrasi, tetapi lebih mengutamakan kedekatan dengan para petinggi, kolusi, atau nepotisme.

Oleh karenanya, uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test petinggi polisi di Mabes Polri layak diragukan dan wajib dievaluasi.

"Fakta-fakta terkait kualitas dan integritas para pati (perwira tinggi) seperti FS (Ferdy Sambo) TM, dan banyak pamen-pamen (perwira menengah) yang bermasalah menunjukkan bahwa bagian SDM Polri hanya sekadar alat bagi-bagi jabatan yang tidak selektif, transparan, dan akuntabel," ucap Bambang.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved