Berita Semarang
BPBD Petakan Potensi Bencana Longsor dan Banjir di Kota Semarang, Siagakan Posko 24 Jam
Menurut Sekertaris BPBD Kota Semarang, Winarsono, posko itu sudah didirikan di Kantor BPBD Kota Semarang beberapa waktu lalu
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Predisksi BMKG, musim hujan di Kota Semarang akan terjadi akhir Oktober.
BMKG juga mengimbau masyarakat mempersiapkan diri karena ada potensi bencana hidrometeorologi.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Kota Semarang siagakan posko kebencanaan.
Posko tersebut aktif 24 jam untuk membantu masyarakat jika terjadi bencana.
Baca juga: Emosi Bharada di E Mendidih Dengar Soal Pelecehan Seksual di Magelang, Ini Pernyataannya Usai Sidang
Baca juga: Antisipasi Banjir di Musim Hujan, Pemkot Semarang Siapkan 52 Pompa Air
Tak hanya itu, apel kesiagaan bencana juga akan itu digelar akhir Oktober mendatang.
Menurut Sekertaris BPBD Kota Semarang, Winarsono, posko itu sudah didirikan di Kantor BPBD Kota Semarang beberapa waktu lalu.
“Anggota di posko akan bergerak saat terjadi bencana,” jelasnya, Selasa (18/10/2022).
Dilanjutkannya, pantauan situasi daerah rawan bencana juga dilakukan BPBD 24 jam.
“Kami melakukan pantauan di lapangan sampai melalui grub WhatsApp hingga radio,” paparnya.
Winarsono mengatakan, masyarakat diminta waspada dengan peralihan musim.
“Tidak hanya wilayah bawah yang sering terjadi banjir, warga yang tinggal di perbukitan juga kami imbau selalu waspada,” ucapnya.
Kewaspadaan itu dikatakannya karena ada beberapa titik rawan tanah longsor di Kota Semarang.
“Potensi rawan bencana tanah longsor di Kota Semarang ada di Kecamatan Gajahmungkur, Candisari, Tembalang dan Banyumanik,” katanya.
Ia menambahkan, BPBD juga menyiagakan pompa sebagai persiapan jika terjadi banjir.
“Ada 5 pompa air yang disiagakan BPBD Kota Semarang dan bisa digunakan saat kondisi darurat,” terangnya.
Winarsono menuturkan, DPU Kota Semarang dan BBWS juga menyiagakan pompa air.
“Pompa tersebut siap digunakan saat banjir. Pompa air dari DPU dan BBWS ditempatkan di Kali Kuningan, Tenggang, dan Kali Beringin untuk mengalihkan jika sungai yang ada tak bisa menampung debit air,” imbuhnya. (*)