KPU Jateng
KPU Jateng Dorong Generasi Muda Aktif Berpolitik Demi Sukseskan Pemilu 2024
Kiprah dan kesadaran generasi muda untuk terlibat aktif dalam politik dinantikan
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kiprah dan kesadaran generasi muda, terutama mahasiswa untuk terlibat aktif dalam politik begitu dinantikan.
Pasalnya, KPU memprediksi 60 persen pemilih pada pemilu serentak dua tahun mendatang bakal didominasi generasi milenial dan generasi Z.
"Sekitar 60 persen pemilih dari segmen generasi milenial dan generasi Z akan aktif berpartisipasi di pemilu 2024," kata anggota KPU Jawa Tengah Henry Wahyono pada Jumat (28/10/2022).
Henry dalam seminar yang diadakan di Ruang Teatrikal lantai 3 Gedung Soshum kampus 3 UIN Walisongo Semarang mengatakan pemuda dari generasi milenial dan generasi Z harus lebih sadar politik.
Membawakan tema "Pentingnya Partisipasi Generasi Muda dalam Menyongsong Pemilu Serentak 2024 di Indonesia", Henry mengatakan sikap sadar politik akan membuat 60 persen pemilih dari generasi muda mengambil peran besar dalam kesuksesan pemilu serentak 2024.

"Jadi nanti tidak hanya sebatas angka, namun pemuda dapat mengambil peran dan mau berkontribusi dalam bidang politik," katanya.
Jika generasi milenial dan Gen Z diberikan pemahaman serta edukasi yang baik tentang demokrasi, lanjutnya, mereka menjadi lebih peduli akan pelaksanaan pemilu.
Bahkan, ia menyebut mereka bakal menjadi bagian penting dari Pemilu.
"Generasi Z memiliki pengaruh dalam pemilu. Selain karena jumlahnya yang cukup banyak, Generasi Z juga hidup pada era informasi di mana segala sesuatunya menggunakan internet," lanjutnya.
Sementara, Ketua Harian DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Wihaji menuntut pemuda lebih memahami desain sebuah negara sebelum benar-benar aktif dalam berpolitik.
Kata Wihaji, generasi muda perlu memahami konstitusi negara dengan baik. Pasalnya, mereka nantinya yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa mendatang.
"Kalau pemuda belum paham konsep negara, bagaimana mereka mengerti tentang politik," katanya.
Dengan memahami konstitusi secara benar, Wihaji berharap generasi muda terhindar dari perilaku koruptif.

Sebab, kata dia, pemahaman yang kurang terhadap konstitusi menjadi penyebab maraknya praktik korupsi.
“Kita optimis generasi muda akan terus bersikap kritis dan selalu memiliki solusi atas setiap permasalahan," lanjutnya.