Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Arief Yakin Kedelai Surplus sampai Akhir Tahun, Tapi Impor Terganggu Gejolak Kurs Rupiah

Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) mengeklaim stok kedelai di Indonesia nasional masih bisa surplus hingga akhir Desember 2022.

Editor: m nur huda
TribunJateng.com/Rezanda Akbar
Kedelai di Gudang PRIMKOPTI Kudus - Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) mengeklaim stok kedelai di Indonesia nasional masih bisa surplus hingga akhir Desember 2022. 

Melalui realisasi impor, menurut dia, maka berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2022, komoditas kedelai diperkirakan surplus sebesar 250.00 ton pada akhir Desember 2022.

"Importir memang merencanakan impor dengan hati-hati karena adanya fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga kedelai di pasar global. Selain itu, biasanya importir akan merencanakan 3-4 bulan," terangnya.

Meningkatkan produksi

Dengan kondisi perdagangan global yang penuh ketidakpastian dan fluktuasi harga kedelai di pasar internasional, Arief juga melihat bahwa situasi ini menjadi momentum untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri dan melepas ketergantungan terhadap impor.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengarahkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri melalui perluasan lahan produksi kedelai, dan hasilnya dibeli dengan harga Rp 10.000/kg.

Kondisi yang ada, petani tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp 10.000/kg, karena akan kalah dengan harga kedelai impor yang hanya sekitar Rp 7.000/kg.

“Dengan penetapan kebijakan harga acuan tersebut, ini akan menarik petani untuk lebih semangat berproduksi, karena harganya diatur, sehingga tidak merugikan petani. Keterlibatan BUMN pangan di sini penting dalam aspek penugasan untuk membeli kedelai dari petani sesuai harga yang ditentukan,” paparnya.

Dari sisi perlindungan usaha bagi pengrajin tahu-tempe, Arief mengungkapkan, Badan Pangan Nasional telah mendorong pemberlakuan kembali program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai untuk Pengrajin Tahu dan Tempe.

Kebijakan itu untuk membantu para pengrajin tahu-tempe agar tetap berproduksi di tengah lonjakan harga komoditas kedelai saat ini. Ia berujar, program itu sangat penting dan strategis untuk menjaga produktivitas dan keberlangsungan usaha pengrajin.

"Melalui bantuan penggantian selisih harga tersebut, pengrajin tahu dan tempe akan memperoleh subsidi Rp 1.000 untuk setiap kg pembelian kedelai," tandasnya. (Kontan/Syamsul Ashar/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved