Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Ingin Sensasi Berbeda? Cobalah Ndorengsin Telur Puyuh Rasa Asin Produk Pemuda Asli Kab.Tegal

Ahmad Fakhruroji (25) bisa membuat telur puyuh memiliki cita rasa asin.

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Desta Leila Kartika
Ahmad Fakhruroji (25), pemuda asal Desa Bukateja, RT 02/RW 01, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal yang memiliki inovasi membuat telur puyuh rasa asin seperti telur asin bebek khas Brebes. Ia pun menamai produknya Ndorengsin yang merupakan singkatan dari "Ndog Loreng Asin." Ahmad sedang mengikuti pameran yang berlokasi di Taman Teknologi Pertanian, Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Kamis (27/10/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Jika biasanya telur burung puyuh (telur puyuh) terasa hambar atau tidak memiliki rasa tertentu, tapi di tangan Ahmad Fakhruroji (25), bisa membuat telur puyuh memiliki cita rasa asin yang tentunya menjadi sensasi tersendiri bagi siapapun yang baru pertama kali mencobanya.

Ndorengsin yang merupakan singkatan dari "Ndog Loreng Asin," adalah produk ciptaan Ahmad Fakhruroji, berbahan dasar telur burung puyuh yang dikembangkan memiliki rasa asin seperti telur asin khas Kabupaten Brebes.

Ditemui Tribunjateng.com saat sedang menjadi peserta pameran di suatu acara, Ahmad menjelaskan bahwa makna dari nama Ndog Loreng Asin berasal dari bahasa jawa yang artinya telur loreng asin.

Seperti yang diketahui, telur loreng merupakan ciri khas dari telur burung puyuh.

"Awal mula kenapa saya memiliki ide untuk membuat telur puyuh asin, karena harga telur puyuh yang tidak stabil. Sehingga peternak seperti saya ini sangat susah mencari keuntungan. Jadi saya putar otak mencari jalan keluar supaya tetap bisa jualan tapi mendapat untung. Sampai singkatnya saya menemukan ide untuk membuat telur puyuh tapi dengan inovasi diberi rasa asin, seperti telur asin Brebes," ungkap Ahmad, pada Tribunjateng.com, Kamis (27/10/2022).

Pria kelahiran Februari 1997 ini, mengatakan bahwa usaha Ndorengsin belum lama ia rintis yaitu baru sekitar lima bulan lalu.

Sedangkan untuk usaha ternak burung puyuh, sudah dijalani sekitar 11 bulan yang lalu.

Dengan jumlah burung puyuh yang ada di kandang sebanyak 650 ekor dan lokasi ternak ada di daerah Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal.

Bupati Tegal, Umi Azizah, sedang mengunjungi stand milik Ahmad Fakhruroji (25), pemuda yang menjual telur puyuh asin. Bahkan Bupati juga memborong produk Ndorengsin milik Ahmad. Berlokasi di area Taman Teknologi Pertanian, Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Kamis (27/10/2022).
Bupati Tegal, Umi Azizah, sedang mengunjungi stand milik Ahmad Fakhruroji (25), pemuda yang menjual telur puyuh asin. Bahkan Bupati juga memborong produk Ndorengsin milik Ahmad. Berlokasi di area Taman Teknologi Pertanian, Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Kamis (27/10/2022). (Tribun Jateng/Desta Leila Kartika)

Sementara untuk proses produksi Ndorengsin (ndog loreng asin), dikatakan Ahmad masih di rumahnya yang beralamat di Desa Bukateja, RT 02/RW 01, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.

"Jujur saya belajar membuat telur puyuh asin ini secara otodidak, tidak melihat dari Youtube atau apa. Paling saya cuma tanya-tanya mengenai telur asin bebek itu caranya bagaimana, dan setelahnya saya coba terapkan ke telur puyuh ini. Sebulan dua bulan saya coba terus sampai akhirnya menemukan racikan yang pas dan layak jual. Ya uji coba lima sampai enam kali sampai rasa pas dan saya berani jual ke pasaran," jelasnya.

Sebelum memulai usaha ternak burung puyuh dan menjual Ndorengsin, Ahmad mengungkapkan pada tahun 2020 ia sempat ikut bekerja dengan orangtuanya yaitu membantu jualan nasi goreng.

Kemudian karena merasa bosan, maka Ahmad mencoba peruntungan bekerja di sebuah perusahaan daerah Kabupaten Brebes tapi tidak bertahan lama.

Sampai akhirnya tahun 2022, Ahmad memutuskan memulai usaha ternak burung puyuh dan Ndorengsin bertahan sampai saat ini.

"Betul, saya juga ikut Wirausaha Pemuda (WP) Pemkab Tegal dan saat ini prosesnya masih berlangsung. Saya mengikuti WP lewat produk andalan yaitu Ndorengsin," katanya.

Mengenai proses produksi Ndorengsin, Ahmad menjelaskan bahwa prosesnya tidak jauh berbeda dengan pembuatan telur asin pada telur bebek.

Seperti menggunakan tumpukan batu bata merah dan abu gosok untuk proses sampai terasa asin.

Sedangkan prosesnya membutuhkan waktu yang lumayan lama yaitu tujuh hari, dan sampai 14 hari rasanya akan jauh lebih enak.

"Harga Ndorengsin yang saya tawarkan per box isi 12 butir Rp 10 ribu, dan ada lagi yang isi 25 butir harga Rp 20 ribu. Sehingga sangat murah dan terjangkau dengan kualitas rasa yang terjamin. Untuk pemasaran masih di area Kabupaten Tegal saja, dan saya pasarkan lewat online juga seperti whatsapp dan Shopee. Untuk sekarang saya bisa menjual sekitar 360 butir per hari," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved