Berita Viral
Penganiayaan ART Cianjur, Tetangga Sering Melihat Sosoknya di Tengah Hujan Malam-malam, Tubuh Lebam
Tetangga sering melihat kondisi memprihatinkan RN, ART Cianjur yang disiksa majikan. RN menderita luka di sekujur tubuhnya hingga harus diawat di RS
TRIBUNJAJATENG.COM, CIANJUR - Tetangga sering melihat kondisi memprihatinkan RN, ART Cianjur yang disiksa majikan.
RN menderita luka di sekujur tubuhnya hingga harus diawat di rumah sakit.
Ia juga tidak mendapatkan gaji penuh selama bekerja.
Baca juga: Daftar 50 Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia 2022, Ada Presiden Jokowi dan 2 Tokoh Indonesia Lainnya
Baca juga: Puluhan Orang Pingsan Dalam Festival Musik Istora Senayan, Dua Penanggung Jawab Diperiksa Polisi
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur memastikan akan terlibat langsung dalam proses pembangunan rumah keluarga RN (18), asisten rumah tangga (ART) korban kekerasan majikan.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Cianjur Tb. Mulyana Syarahrudin saat mendatangi rumah RN di Kampung Salongok, Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (29/10/2022) malam.
"Pemerintah daerah juga akan terlibat langsung dalam proses pembangunan rumah keluarga Riski yang dinilai sudah tidak layak huni," katanya kepada wartawan, Minggu (30/10/2022).
Selain itu, kata dia, pihaknya akan akan berkolaborasi dengan Kementerian Sosial (Kemensos) RI untuk merenovasi rumah keluarga RN dan memberikan bantuan usaha bagi keluarganya.
"Atas nama pribadi dan pemerintah daerah saya sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa Riski," katanya.
Mulyana mengungkapkan, kondisi kesehatan RN sudah hampir sepenuhnya membaik.
Namun, untuk kondisi psikisnya memang masih harus mendapat pendampingan dan perhatian khusus.
"Dokter puskesmas rutin memeriksakan kondisi korban, termasuk memantau kondisi psikisnya yang memang masih harus mendapat perhatian dan penanganan khusus," jelasnya.
Selain itu, ia mengatakan, pemerintah daerah mendukung dan akan mendorong pemerintah pusat untuk segera mengesahkan RUU perlindungan pekerja rumah tangga (PRT).
"Ini jelas sangat penting, karena akan menjadi dasar dalam melindungi hak para pekerja rumah tangga. Supaya kejadian serupa tidak lagi terulang atau terjadi," katanya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kementerian Sosial, dan RSPAD serta semua pihak yang terlibat dalam penanganan kasus dugaan kekerasan yang dialami warganya.
Kesaksian tetangga
Rohimah (28), warga Garut yang menjadi korban kebengisan majikannya kini sudah mendapat perawatan di rumah sakit.
Korban diketahui mulai merasa kesakitan akibat sejumlah luka penganiayaan yang dideritanya selama menjadi asisten rumah tangga (ART).
Hal tersebut diungkapkan oleh Asep Muhidin, kuasa hukum korban.
"Korban ini mengalami luka-luka, ia mulai merasakan ngilu tidur tidak nyenyak karena sakit dari luka yang dideritanya," kata Asep saat diwawancarai Tribunjabar.id di rumah korban yang beralamat di Kampung Cinangor RT02 RW01, Desa Pangeureunan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (30/10/2022).
Asep menuturkan, ia bersama rombongan sejumlah kepala desa di Limbangan sempat mendatangi rumah majikan tempat korban bekerja di Perumahan Bukit Permata, Blok G1, RT 04/22, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Dari hasil kunjungannya itu, ia mendapatkan beberapa informasi terkait kondisi korban dari para tetangga tempat korban bekerja.
"Warga sering melihat korban ini dibiarkan kehujanan malam-malam di luar rumah majikannya," ucap Asep.
Para tetangga tersebut menurutnya, sempat beberapa memergoki korban tengah mengalami hal yang mengarah pada bekas kekerasan.
Mereka kemudian memanggil aparat setempat mulai dari TNI-Polri dan sejumlah tokoh masyarakat untuk merencanakan pembongkaran rumah tersebut.
"Jadi masyarakat setempat dan aparat di sana proaktif hingga akhirnya bisa menyelamatkan korban, diketahuilah dari sana wajah korban bengkak dan lebam," ucapnya.
Ia menuturkan saat ini pihak keluarga sudah mempercayakan proses hukum kepadanya, fokus keluarga saat ini tinggal menunggu korban sembuh.
Para kades di Limbangan juga menurutnya saat ini terjun langsung mendampingi keluarga korban.
"Alhamdulillah dibantu para kades Apdesi di Limbangan, kami dampingi korban untuk mendapat keadilan seadil-adilnya," ucap Asep.
Asep menjelaskan selama ini komunikasi korban dengan keluarganya di Limbangan Garut terputus lantaran sang majikan menyita ponsel milik korban.
Ponsel dan sejumlah data pribadi menurutnya tidak berada di tangan korban dalam beberapa bulan.
"Dompet, data dan ponsel milik korban disita oleh majikannya sehingga selama ini komunikasi dengan keluarga terputus," ujarnya. (*)