Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Aktif dan Asyik Belajar Permintaan Penawaran melalui Metode Role Playing

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bagian dari kurikulum yang mempunyai tanggung jawab untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
IST
Lyna Setiyaningrum, S.Pd., Guru IPS SMP Negeri 3 Kajen Kabupaten Pekalongan 

Oleh: Lyna Setiyaningrum, S.Pd., Guru IPS SMP Negeri 3 Kajen Kabupaten Pekalongan

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bagian dari kurikulum yang mempunyai tanggung jawab untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik di tingkat lokal, nasional, maupun global (Enok Maryani dan Helius Syamsudin, 2009: 5).

Penyebab rendahnya nilai IPS siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kajen Kabupaten Pekalongan diakibatkan oleh faktor internal yakni seperti tidak memiliki perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, kurangnya motivasi dalam belajar, kurangnya kosentrasi dalam belajar, dan kurangnya minat dalam belajar, serta pada faktor eksternalnya yakni seperti kurangnya waktu serta perhatian orang tua, fasilitas sekolah yang kurang memadai,  dan tidak adanya kesiapan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung.

Seorang guru yang baik, harus memiliki standar kompetensi pedagogik yang salah satu aspeknya adalah menguasai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.  

Pelaksanaan proses pembelajaran sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi / melakukan kombinasi metode pembelajaran agar siswa tidak jenuh dan dapat membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk meningkatkan hasil belajar, pemahaman dan menambah pengetahuan sosial bagi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kajen Kabupaten Pekalongan inilah, maka pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada materi Permintaan dan Penawaran menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing).

Pengertian pembelajaran role playing adalah metode pembelajaran di mana siswa langsung memerankan suatu masalah yang memfokuskan pada masalah-masalah tentang hubungan manusia. Uno ( 2012) menuliskan bahwa model pembelajaran bermain peran atau role playing ini dipelopori oleh George Shaftel yang memiliki asumsi bahwa dengan bermain peran siswa akan mendapatkan dorongan untuk mengekspresikan perasaan serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis pada situasi permasalahan kehidupan nyata.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran role playing yaitu pertama, Persiapan atau pemanasan.

Guru memperkenalkan siswa pada permasalahan atau sebuah kasus yang berhubungan dengan materi yang tengah dipelajari.

Siswa dan guru dapat melakukan musyawarah menentukan pemeran. Beri kesempatan pada siswa yang berminat untuk mengajukan dirinya sendiri.

Langkah selanjutnya, guru dapat melibatkan siswa lain dalam kegiatan mendekorasi kelas menjadi panggung pertunjukan.

Hal ini sangat berguna untuk mengajarkan Kerjasama kepada para siswa.

Guru menunjuk siswa menjadi pengamat (observer).

Permainan peran dilaksanakan secara spontanitas. Kemudian guru mengajak siswa untuk melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan.

Beri kesempatan kepada siswa untuk memberikan usulan perbaikan seperti berganti peran atau mengubah alur ceritanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved