Berita Kudus
2.015 Santri Ikuti Porsadin Tingkat Jateng di Kudus Mulai Hari Ini
Sebanyak 2.015 santri dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah mengikuti Porsadin VI.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: sujarwo
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Sebanyak 2.015 santri dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah mengikuti Pekan Olahraga dan Seni antar Diniyah (Porsadin) VI tingkat Jateng di Kabupaten Kudus.
Mereka mulai berkompetisi di 16 cabang perlombaan mulai hari ini, Jumat (4/11/2022) hingga, Sabtu (5/11/2022).
Panitia Porsadin VI DPW-FKDT Jawa Tengah, Adnan mengatakan, Porsadin tahun ini dibuka langsung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Kamis (3/11/2022) malam di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
Kata dia, Porsadin tahun ini dibuka cukup meriah dengan antusias masyarakat yang tinggi. Mengingat ajang unjuk kreativitas para santri madrasah diniyah (Madin) ini vakum selama dua tahun terakhir dampak pandemi covid-19.
Dia berharap, nantinya lahir santri yang unggul dan berbakat di masing-masing cabang perlombaan, untuk berkompetisi kembali dalam Porsadin Tingkat Nasional di Bandung.
"Lomba tingkat Jateng berlangsung dua hari sampai Sabtu. Nantinya, untuk tingkat nasional berlangsung 2-5 Desember," terangnya.
Adnan menyebut, peserta yang ikut semuanya adalah santri Diniyah dengan usia maksimal 14 tahun.
Pihaknya berharap, santri Jawa Tengah bisa meraih hasil maksimal di ajang Porsadin Tingkat Nasional nantinya.
Bupati Kudus, Hartopo menegaskan, segala persiapan perlombaan sudah matang untuk menunjang kenyamanan dan keamanan para peserta.
Dia berharap, Kabupaten Kudus bisa juara umum kembali sebagaimana yang pernah diukir pada 2015 lalu di Kabupaten Rembang.
"Kabupaten Kudus bakal memfasilitasi semua peserta Porsadin dengan maksimal. Persiapan sudah matang, mulai besok (hari ini-Red) mereka mulai berkompetisi di masing-masing Cabor," tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo berharap, perhelatan itu menjadi ajang unjuk gigi dan memunculkan bakat-bakat para santri dan siswa Madrasah Diniyah, untuk disiapkan dalam event yang lebih besar.
Katanya, santri madrasah Diniyah tidak hanya pintar dalam mengaji saja, namun bakat-bakat dan potensi santri akan diasah dalam kompetisi ini.
"Mudah-mudahan bakat seninya dan olahraganya (santri) kelihatan di sini," terangnya.
Ganjar meminta agar anak-anak yang berprestasi dan memiliki bakat dan potensi besar dalam bidang olahraga dan seni, harus dicatat. Mereka harus dikembangkan dan disiapkan agar kelak dapat menjadi wakil dari Jawa Tengah dan Indonesia di ajang seni atau olahraga tingkat nasional dan internasional.
Dia meminta kepada ustadz dan ustadzah, pendamping, guru, dan para pengasuh santri untuk mencatat setiap santri yang berbakat untuk dikembangkan.
"Nanti keluarkan ke arena-arena yang terbuka, maka saya bilang ikutkan PON. Kalau memang dia bagus, ikutkan Sea Games, Asian Games, sampai olimpiade. Sehingga, mereka akan bisa optimal betul dari bakat-bakat yang ada," harapnya.
Selain itu, lanjut Ganjar, perhelatan Porsadin akan mendorong anak-anak atau santri untuk jauh lebih semangat. Mereka nantinya dapat memperlihatkan bakat dan potensi yang dimiliki, yang selama ini mungkin belum diketahui oleh guru atau pengasuh.
"Tentu saja ini membikin situasi yang akan bisa mendorong anak-anak atau para santri itu jauh lebih bersemangat dan mereka bisa unjuk gigi. Kalau untuk mengaji itu urusanku, tapi untuk olahraga silakan tanding sama aku. Keren itu. Itu akan menjadi bakat-bakat yang akan bisa dipakai untuk pencarian bakat, atau menjadi ajang mencari bakat yang bagus," katanya.
Porsadin VI tingkat Jawa Tengah tahun ini termasuk perhelatan yang digelar paling meriah jika dibandingkan dengan event yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Cabang olahraga yang dilombakan antara lain tenis meja, bulu tangkis, catur dan lari. Sementara bidang seni melombakan MTQ, pidato, cerdas cermat diniyah, tahfidz juz amma, MQK Safinatun Najah, murottal wa imla’, kaligrafi, puisi Islami, serta pidato bahasa Arab dan Indonesia.
Pelaksanaan Porsadin VI tersebar di berbagai tempat, seperti pendopo kabupaten, GOR Wergu, SMA Al-Ma’ruf Kudus dan beberapa tempat lainnya. (*)